4. Vaksin booster pertama Moderna
Booster kedua: separuh dosis (half dose) Moderna
5.Vaksin booster pertama Sinopharm
Booster kedua: dosis penuh (full dose) Sinopharm
"Vaksin yang digunakan untuk dosis lanjutan booster kedua bagi SDM kesehatan pada poin di atas disesuaikan dengan ketersediaan vaksin masing-masing daerah, dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa expired terdekat," ungkap Direktur Jenderal P2P Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (30/7/2022).
Dia menambahkan, vaksinasi dosis primer dan booster pertama tetap harus dikejar agar dapat mencapai target.
Mengutip data Kemenkes per 31 Juli 2022 cakupan vaksinasi nasional dosis kedua mencapai 81,66 persen, dan dosis ketiga sebanyak 26,94 persen.
Baca juga: Vaksin Booster Terbukti Tingkatkan Kekebalan terhadap Virus Corona, Ini Studinya
Diberitakan Kompas.com edisi Sabtu (30/7/2022), Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, selain tenaga kesehatan, kelompok rentan lainnya termasuk lansia, orang dengan penyakit penyerta (komorbid), dan penyandang disabilitas juga perlu segera mendapatkan vaksinasi booster kedua.
“Dari sisi pekerjaan tentu yang berhubungan dengan masyarakat, khususnya pasien. Dalam hal ini, tenaga kesehatan salah satunya. Bukan hanya dokter, ada perawat, bahkan sopir ambulans,” terang Dicky.
Setelah kelompok tersebut diberikan vaksin booster kedua, maka dilanjutkan dengan kelompok berisiko tinggi terpapar virus seperti petugas pelayanan publik, guru, maupun petugas di bandara dan di pintu-pintu masuk negara.
Dicky berkata, bahwa vaksin booster kedua akan memberikan proteksi jika pemberian vaksin dosis ketiga atau booster pertama telah berlangsung lebih dari empat bulan yang lalu.
“Kalau sudah lebih dari empat bulan yang lalu, proteksinya menurun sekali, dan itu bisa di bawah 50 persen. Ini berbahaya,” paparnya.
Dia menambahkan, apabila kelompok-kelompok ini tidak terproteksi dengan baik, maka tak hanya akan berkontribusi terhadap angka kesakitan saja tetapi juga dapat menambah beban kasus yang parah ataupun harus masuk rumah sakit, bahkan kematian.
Baca juga: Vaksin Khusus Omicron untuk Booster Diklaim Meningkatkan Perlindungan, Ini Penjelasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.