KOMPAS.com - Studi ungkap subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 empat kali lebih tahan terhadap vaksin Covid-19 jenis mRNA.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi strain dominan dari virus corona yang beredar di negara tersebut saat ini.
Pada 13 Juli 2022, tercatat lebih dari 80 persen kasus yang terjadi disebabkan oleh dua subvarian ini.
Belum diketahui secara pasti subvarian BA.4 dan BA.5 merupakan evolusi dari varian Omicron asli atau bukan.
Akan tetapi para ahli percaya, kemungkinan subvarian ini berevolusi dari varian BA.2 Omicron yang sebelumnya dominan.
Baca juga: 5 Fakta Subvarian BA.4 dan BA.5, Karakteristik hingga Upaya Pencegahannya
Dilansir dari Medical News Today, Kamis (14/7/2022) dua subvarian terbaru ini awalnya terdeteksi di Afrika Selatan pada April lalu, dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan memiliki tingkat penularan yang tinggi.
Subvarian BA.4 dan BA.5 membawa mutasi pada protein lonjakan, bagian dari virus yang menempel pada reseptor ACE2 di bagian sel manusia sehingga dapat memasukinya.
Memahami vaksin dan pilihan pengobatan dapat menginformasikan pengembangan terapi baru dan membantu merencanakan inisiatif kesehatan masyarakat.
Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature, peneliti melakukan eksperimen untuk mengetahui seberapa baik antibodi dari orang yang telah mendapatkan vaksinasi dapat menetralkan subvarian baru.
Hasilnya dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan BA.2, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 setidaknya empat kali lebih tahan terhadap antibodi pada orang yang menerima vaksin mRNA.
Baca juga: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Bagaimana Karakteristiknya?