Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang Merasa Namanya Dipanggil Saat Berada di Hutan?

Kompas.com - 01/05/2024, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Banyak kisah yang menceritakan pengalaman seseorang yang merasa namanya dipanggil ketika ia berada di hutan, padahal tidak ada seorang pun di sana. Mungkinkah itu hantu? Monster? Atau halusinasi?

Fenomena mendengar suara-suara di tengah kebisingan dikenal sebagai "auditory pareidolia". Sumber kebisingan ini bermacam-macam, termasuk suara angin, air mengalir, mesin pesawat, dengungan mesin cuci, dan lain-lain.

Auditory pareidolia adalah sub-tipe pareidolia pendengaran, yang menyebabkan sesey melihat wajah atau pola bermakna lainnya dalam gambar yang ambigu.

Pareidolia pendengaran tidak dianggap sebagai jenis halusinasi pendengaran, yang terjadi ketika seseorang mendengar suara yang tidak ada dalam kenyataan dan muncul tanpa rangsangan eksternal. Halusinasi seperti itu biasa terjadi pada berbagai kondisi mental, termasuk skizofrenia, gangguan stres pasca trauma, dan gangguan bipolar.

Halusinasi non-psikiatrik juga dialami penderita gangguan pendengaran, meskipun kondisi tersebut, yang dikenal sebagai sindrom telinga musikal, relatif jarang dan belum banyak diketahui.

Baca juga: Fosil Hutan Pertama di Dunia Ditemukan, seperti Apa?

Namun, orang-orang dengan dan tanpa kondisi ini dapat mengalami pareidolia pendengaran, yang muncul secara khusus dari kebisingan latar belakang.

Lantas, mengapa pareidolia pendengaran terjadi?

Bayangkan otak memiliki database pola yang besar. Semua kata yang kita ketahui, dan pernah kita dengar seumur hidup ada di sana.

Suara yang didengar seseorang saat mengalami pareidolia pendengaran tidak sepenuhnya diciptakan oleh otak kita. Sebaliknya, hal tersebut berasal dari kesalahan persepsi terhadap suara nyata, misalnya, puncak sinyal statis yang tidak terduga atau kebisingan latar belakang yang berasal dari hutan.

Pareidolia dikaitkan dengan pendengaran dengan upaya otak kita yang terus-menerus untuk memahami dan menemukan pola di dunia sekitar. Hal ini sangat mungkin terjadi ketika suara-suara yang dapat dikenali tertutupi oleh dengungan latar belakang lingkungan yang bising.

Dalam kasus ini, otak menggunakan proses yang disebut kontrol penguatan kontras, menyesuaikan sensitivitas sel-sel otak yang merespons data pendengaran dan visual sehingga dapat beradaptasi dengan masukan yang konstan.

Baca juga: Katak Ini Menjerit Tanpa Suara, Kok Bisa?

Meskipun sering dilaporkan, pareidolia pendengaran tidak dipelajari dengan baik oleh ahli saraf dibandingkan visualnya. Hal ini sebagian karena pemicu yang dapat membuat orang salah mendengar suara tertentu tidak konsisten atau dapat diprediksi, seperti pemicu yang dapat membuat mereka salah mengenali wajah.

Jadi, jika Anda pernah mendengar nama Anda dipanggil dari dalam hutan yang gelap, Anda tidak perlu berbalik atau lari terbirit-birit ke arah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com