Selanjutnya, WALHI menyebut bahwa rehabilitasi mangrove yang didorong oleh pemerintah bertabrakan dengan rencana pemerintah sendiri yang akan melanjutkan proyek reklamasi di berbagai wilayah di Indonesia.
WALHI mencatat (2022), proyek reklamasi di Indonesia yang eksisting seluas 79.348 hektar dan akan terus dibangun seluas 2.698.734,04 hektar.
Luasan tersebut berdasarkan data yang tercatat dalam dokumen Perda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di 22 provinsi di Indonesia.
"Hutan mangrove di berbagai wilayah pesisir di Indonesia hancur dan rusak oleh proyek reklamasi," ujarnya.
Baca juga: Ini Fungsi Hutan Mangrove bagi Kehidupan di Pesisir
Selain terhalang proyek reklamasi, rehabilitasi mangrove juga dikhawatirkan akan hancur oleh ekspansi proyek pertambangan, khususnya migas dan tambang pasir seluas 12.985.477 hektar.
Tidak hany itu, ekspansi pertambangan nikel di wilayah Sulawesi dan Maluku Utara diperkirakan akan turut memperburuk kondisi mangrove.
Sampai dengan tahun 2019, tercatat di 55 pulau kecil terdapat 165 konsesi tambang dengan total luasnya mencapai 734.000 ha.
Komoditas terbanyak yang ditambang dari pulau-pulau kecil adalah komoditas nikel, yaitu sebanyak 22 pulau kecil.
Menurut Parid, keberadaan izin tambang nikel itu mempercepat kerusakan mangrove.
Pada olah data WALHI 2022, hingga saat ini ekosistem lahan basah masih tidak lepas dari ancaman industri ekstraktif.
Pada kawasan ekosistem lahan basah, luasan WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) tercatat mencapai luasan 314.461,91 hektar (27.684,21 hektar di hutan rawa primer, 69.986,07 hektar di hutan rawa sekunder, rawa 14.812,77 hektar, semak belukar rawa 147.604,82 hektar, tambak 8.818,08 hektar, tubuh air 45.555,95 hektar).
Sementara pada kawasan mangrove luasan tambang mencapai 48.456,62 hektar (24.728,03 hektar hutan mangrove primer, 23.728,59 hektar hutan mangrove sekunder).
Serta pada kawasan savana atau padang rumput luasan lahan tambang tercatat mencapai 37.881,87 hektar.
Baca juga: Sampah Plastik Ancam Keberadaan Hutan Mangrove Jawa