Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Pernyataan Jokowi tentang Rehabilitasi Mangrove, Ini 7 Catatan dari WALHI

Kompas.com - 20/02/2022, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

3. Rehabilitasi mangrove terhalang proyek reklamasi

Selanjutnya, WALHI menyebut bahwa rehabilitasi mangrove yang didorong oleh pemerintah bertabrakan dengan rencana pemerintah sendiri yang akan melanjutkan proyek reklamasi di berbagai wilayah di Indonesia.

WALHI mencatat (2022), proyek reklamasi di Indonesia yang eksisting seluas 79.348 hektar dan akan terus dibangun seluas 2.698.734,04 hektar.

Luasan tersebut berdasarkan data yang tercatat dalam dokumen Perda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di 22 provinsi di Indonesia.

"Hutan mangrove di berbagai wilayah pesisir di Indonesia hancur dan rusak oleh proyek reklamasi," ujarnya.

Baca juga: Ini Fungsi Hutan Mangrove bagi Kehidupan di Pesisir

4. Rehabilitasi mangrove terhalang proyek pertambangan

Selain terhalang proyek reklamasi, rehabilitasi mangrove juga dikhawatirkan akan hancur oleh ekspansi proyek pertambangan, khususnya migas dan tambang pasir seluas 12.985.477 hektar.

Tidak hany itu, ekspansi pertambangan nikel di wilayah Sulawesi dan Maluku Utara diperkirakan akan turut memperburuk kondisi mangrove. 

Sampai dengan tahun 2019, tercatat di 55 pulau kecil terdapat 165 konsesi tambang dengan total luasnya mencapai 734.000 ha.

Komoditas terbanyak yang ditambang dari pulau-pulau kecil adalah komoditas nikel, yaitu sebanyak 22 pulau kecil. 

Menurut Parid, keberadaan izin tambang nikel itu mempercepat kerusakan mangrove.

Pada olah data WALHI 2022, hingga saat ini ekosistem lahan basah masih tidak lepas dari ancaman industri ekstraktif.

Pada kawasan ekosistem lahan basah, luasan WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) tercatat mencapai luasan 314.461,91 hektar (27.684,21 hektar di hutan rawa primer, 69.986,07 hektar di hutan rawa sekunder, rawa 14.812,77 hektar, semak belukar rawa  147.604,82 hektar, tambak  8.818,08 hektar, tubuh air 45.555,95 hektar).

Sementara pada kawasan mangrove luasan tambang mencapai 48.456,62 hektar (24.728,03 hektar hutan mangrove primer, 23.728,59 hektar hutan mangrove sekunder).

Serta pada kawasan savana atau padang rumput luasan lahan tambang tercatat mencapai  37.881,87 hektar.

Baca juga: Sampah Plastik Ancam Keberadaan Hutan Mangrove Jawa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Oh Begitu
Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Oh Begitu
Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Oh Begitu
5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

Oh Begitu
Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Oh Begitu
Bagaimana Bahasa Berkembang?

Bagaimana Bahasa Berkembang?

Fenomena
Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Fenomena
Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Oh Begitu
Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Fenomena
Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Fenomena
Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Kita
Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Oh Begitu
Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kita
Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com