Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Siapkan Desain Restorasi Mangrove untuk Riau, Ini Tujuannya

Kompas.com - 24/07/2020, 09:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Provinsi Riau akan segera memiliki desain restorasi ekosistem mangrove bagi kawasan pesisir.

Desain restorasi ini adalah hasil dari kajian ekosistem mangrove yang telah selesai dilakukan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dengan dukungan PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).

Hasil kajian tersebut telah disampaikan dalam Lokakarya Daring Hasil Kajian Ekosistem untuk Restorasi Ekosistem, dan Penguatan Aliansi untuk Restorari Ekosistem Mangrove (MERA), Kamis (23/7/2020).

Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto menyampaikan, kajian ekosistem mangrove yang dilakukan sebagai dasar untuk menetapkan strategi dan metode restorasi ke depan.

Baca juga: Permukaan Laut Naik, Hutan Mangrove Berpotensi Hilang pada 2050

"Dalam upaya pemulihan ekosistem mangrove, maka di perlukan desain restorasi yang tepat. Desain restorasi perlu didasari oleh data, informasi dan pertimbangan keilmuan yang kuat," kata Herlina.

Herlina juga menyebutkan, beberapa studi dan kajian yang menjadi dasar dalam menentukan strategi dan metode restorasi telah dilakukan, di antaranya sebagai berikut:

  • Lokakarya perencanaan aksi konservasi
  • Pemetaan partisipatif
  • Pemetaan pemangku kepentingan
  • Pemantauan ekosistem mangrove
  • Studi hidrooseanografi

Desain restorasi ini juga perlu dikaji dan dirumuskan dengan berbagai pihak terkait agar tercapai tujuan secara menyeluruh.

Kenapa Provinsi Riau yang dipilih?

Untuk diketahui, wilayah pesisir dan laut Provinsi Riau memiliki potensi perikanan dan kelautan, serta potensi hutan mangrove yang cukup tinggi.

Berdasarkan data BPS tahun 2017, hutan mangrove di Provinsi Riau terbilang cukup tinggi yaitu luasnya sekitar 175.000 hektar.

Herlina berkata, dengan potensi ini, Provinsi Riau diharapkan menjadi pusat riset dan pengembangan ekosistem mangrove di Pulau Sumatera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com