Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Kadal Paling Berbahaya, Salah Satunya Hanya Ada di Indonesia

Kompas.com - 03/01/2022, 09:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

4. Buaya pohon atau buaya monitor 

Buaya pohon (Varanus salvadorii) adalah biawak yang ditemukan di New Guinea, yang dapat tumbuh hingga 2,7 meter.

Sebagian besar lebih menyukai lingkungan dataran rendah pulau di dekat pantai, sedangkan beberapa spesies lain diketahui hidup di lingkungan pegunungan hingga ketinggian 650 meter.

Buaya pohon dikenal sangat agresif sehingga dianggap berisiko untuk diburu.

5. Biawak air 

Biawak air (Varanus salvator) memiliki kepala dan leher yang memanjang, tubuh yang relatif berat, ekor yang panjang, dan kaki yang cukup kuat. 

Lidah mereka panjang dan bercabang seperti ular. Tubuh biawak dewasa dapat tumbuh hingga 2,7 meter.

Baca juga: Fosil Reptil Modern Nenek Moyang Kadal Ditemukan, Seperti Apa?

Biawak air umumnya adalah karnivora dan sering memakan serangga besar, kadal lain, mamalia kecil, ikan, moluska, dan burung. Kadal ini tidak mengejutkan mangsanya; mereka secara aktif mengejar mangsanya dengan berenang, memanjat, atau berlari mengejar mereka. 

Selain menggunakan gigitan, biawak ini juga bisa menggunakan ekornya yang seperti cambuk dan cakarnya yang tajam.

6. Komodo 

Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies kadal terbesar yang masih hidup dari keluarga Varanidae. 

Hidup di Indonesia, komodo dapat tumbuh hingga 3 meter dan mencapai berat sekitar 135 kg.

Komodo dapat berlari cukup cepat untuk menyerang dan membunuh manusia. 

Baca juga: Fosil Reptil Modern Nenek Moyang Kadal Ditemukan, Seperti Apa?

Sejumlah serangan terhadap manusia oleh komodo, baik di alam liar maupun di penangkaran, telah dilaporkan antara tahun 2000 dan 2014.

Namun, bangkai adalah makanan utama mereka, meskipun mereka biasanya menunggu di sepanjang jalur buruan untuk menyergap babi, rusa, dan sapi. 

Mereka jarang menangkap mangsa hidup secara langsung karena gigitannya yang berbisa menghasilkan racun yang menghambat pembekuan darah.

Komodo sering menemukan mangsanya dalam proses sekarat atau sesaat setelah kematian.

Diperkirakan mangsa mengalami syok karena kehilangan banyak darah.

Beberapa herpetologis mencatat bahwa trauma fisik gigitan dan masuknya bakteri dari mulut komodo ke luka juga berperan dalam memperlambat dan membunuh mangsa. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Oh Begitu
Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Oh Begitu
Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Oh Begitu
5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

Oh Begitu
Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Oh Begitu
Bagaimana Bahasa Berkembang?

Bagaimana Bahasa Berkembang?

Fenomena
Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Fenomena
Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Oh Begitu
Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Fenomena
Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Fenomena
Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Kita
Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Oh Begitu
Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kita
Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com