KOMPAS.com - Kebanyakan jenis kadal, pada kenyataannya, tidak berbahaya bagi manusia.
Namun, ada spesies tertentu yang dapat melukai, bahkan membunuh manusia.
Pasalnya, beberapa kadal memiliki bisa yang berbahaya dan beberapa di antaranya pun cukup agresif.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, berikut adalah kadal paling berbahaya di dunia:
Monster Gila (Heloderma suspekum) adalah kadal terbesar di Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Kadal Tanpa Kaki, Jenis Kadal yang Mirip Ular
Ia tumbuh sekitar 50 cm, bertubuh kekar dengan bercak atau pita hitam dan merah muda, serta memiliki sisik seperti manik-manik.
Selama cuaca hangat, monster Gila memakan mamalia kecil, burung, dan telur di malam hari.
Memiliki kepala besar dan rahang berotot, monster Gila menghasilkan gigitan kuat yang memasukkan racun ke dalam luka.
Meski demikian, serangan monster Gila pada manusia jarang terjadi. Laporan terakhir yang diketahui tentang kematian akibat gigitan monster Gila terjadi pada tahun 1939.
Spesies yang berkerabat dekat dengan Monster Gila, kadal manik-manik Meksiko ( H. horridum ), memiliki tubuh sedikit lebih besar, yakni hingga 80 cm. Spesies ini mendiami sebagian besar pantai Pasifik Meksiko, dari perbatasan antara negara bagian Sinaloa dan Sonora di selatan hingga perbatasan Meksiko dengan Guatemala.
Baca juga: Kadal Berkembang Biak dengan 4 Cara Berbeda, Ini Penjelasannya
Gigitan spesies kadal ini menyakitkan, namun tidak ada kematian manusia yang dikonfirmasi terkait dengan serangan kadal Meksiko.
Spesies iguana yang paling terkenal adalah iguana hijau ( Iguana iguana ), yang banyak ditemukan di Meksiko ke selatan hingga Brasil.
Jantan dari spesies ini mencapai panjang maksimum lebih dari 2 meter dan berat 6 kg.
Iguana memiliki kelenjar racu yang menghasilkan racun lemah yang tidak berbahaya dan mereka adalah hewan peliharaan umum bagi kolektor reptil.
Meski demikian, iguana memiliki puluhan gigi bergerigi tajam. Gigitannya dapat menyebabkan cedera serius pada wajah, jari, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.
Baca juga: 5 Perbedaan Tokek dan Kadal
Buaya pohon (Varanus salvadorii) adalah biawak yang ditemukan di New Guinea, yang dapat tumbuh hingga 2,7 meter.
Sebagian besar lebih menyukai lingkungan dataran rendah pulau di dekat pantai, sedangkan beberapa spesies lain diketahui hidup di lingkungan pegunungan hingga ketinggian 650 meter.
Buaya pohon dikenal sangat agresif sehingga dianggap berisiko untuk diburu.
Biawak air (Varanus salvator) memiliki kepala dan leher yang memanjang, tubuh yang relatif berat, ekor yang panjang, dan kaki yang cukup kuat.
Lidah mereka panjang dan bercabang seperti ular. Tubuh biawak dewasa dapat tumbuh hingga 2,7 meter.
Baca juga: Fosil Reptil Modern Nenek Moyang Kadal Ditemukan, Seperti Apa?
Biawak air umumnya adalah karnivora dan sering memakan serangga besar, kadal lain, mamalia kecil, ikan, moluska, dan burung. Kadal ini tidak mengejutkan mangsanya; mereka secara aktif mengejar mangsanya dengan berenang, memanjat, atau berlari mengejar mereka.
Selain menggunakan gigitan, biawak ini juga bisa menggunakan ekornya yang seperti cambuk dan cakarnya yang tajam.
Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies kadal terbesar yang masih hidup dari keluarga Varanidae.
Hidup di Indonesia, komodo dapat tumbuh hingga 3 meter dan mencapai berat sekitar 135 kg.
Komodo dapat berlari cukup cepat untuk menyerang dan membunuh manusia.
Baca juga: Fosil Reptil Modern Nenek Moyang Kadal Ditemukan, Seperti Apa?
Sejumlah serangan terhadap manusia oleh komodo, baik di alam liar maupun di penangkaran, telah dilaporkan antara tahun 2000 dan 2014.
Namun, bangkai adalah makanan utama mereka, meskipun mereka biasanya menunggu di sepanjang jalur buruan untuk menyergap babi, rusa, dan sapi.
Mereka jarang menangkap mangsa hidup secara langsung karena gigitannya yang berbisa menghasilkan racun yang menghambat pembekuan darah.
Komodo sering menemukan mangsanya dalam proses sekarat atau sesaat setelah kematian.
Diperkirakan mangsa mengalami syok karena kehilangan banyak darah.
Beberapa herpetologis mencatat bahwa trauma fisik gigitan dan masuknya bakteri dari mulut komodo ke luka juga berperan dalam memperlambat dan membunuh mangsa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.