KOMPAS.com - Viral di media sosial, sebuah kamar kos penuh dengan sampah. Netizen pun ramai membicarakan kondisi kejiwaan penghuninya yang mereka sebut mengidap hoarding disorder.
Lantas, apa itu hoarding disorder?
Video yang memperlihatkan kamar indekos dipenuhi dengan sampah dan barang-barang tidak berguna lainnya, menjadi viral dan diperbincangkan netizen belum lama ini.
Namun, perilaku mengumpulkan sampah seperti ini, seringkali juga muncul di luar negeri.
Gangguan penimbunan atau hoarding disorder adalah perasaan seseorang yang sulit untuk membuang atau berpisah dengan harta benda karena kebutuhan yang dirasakan untuk menyelamatkan mereka.
Dikutip Kompas.com dari Mayo Clinic, Sabtu (6/11/2021), seseorang dengan gangguan hoarding disorder ini cenderung kesulitan memikirkan untuk menyingkirkan barang-barang yang ditimbunnya.
Penimbunan sering kali menciptakan kondisi hidup yang sempit, sehingga rumah atau ruangan seperti kamar dapat semakin terisi penuh dengan sampah atau barang-barang yang mungkin sebenarnya tidak berguna, namun tetap disimpan pemiliknya.
Baca juga: Sampah Plastik Bikin Pantai Lebih Panas di Siang Hari, Makin Dingin saat Malam
Seperti kondisi yang tampak di video viral kamar kos penuh sampah yang diunggah di media sosial, tumpukan barang memenuhi kamar bahkan mempersempit tempat tidur dari pemilik kamar yang dinilai netizen memiliki gangguan hoarding disorder.
Biasanya, jika seseorang telah memenuhi seluruh ruangan dengan banyak tumpukan sampah atau barang, maka ia akan membuat timbunan atau tumpukan sampah lainnya di halaman, garasi atau ruang yang masih kosong lainnya.
Dalam beberapa kasus orang dengan hoarding disorder ini, biasanya gejalanya berkisar antara ringan hingga berat.
Bahkan, mungkin dalam beberapa kasus hoarding disorder ini, penimbunan yang dilakukan mungkin tidak berdampak banyak pada hidup mereka yang mengalaminya.
Namun, tak sedikit kasus gangguan penimbunan ini yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Orang dengan gangguan hoarding disorder, seperti yang tampak pada video viral di media sosial Instagram belum lama ini, mungkin tidak melihatnya sebagai masalah, sehingga membuat pengobatan menjadi sulit.
Baca juga: Masalah Sampah Indonesia Ancam Target Nol Emisi, Kok Bisa?
Akan tetapi perawatan intensif dapat membantu orang dengan gangguan penimbunan atau hoarding disorder memahami bagaimana keyakinan dan perilaku mereka dapat diubah, sehingga mereka dapat hidup lebih aman dan lebih menyenangkan.
Kebiasaan menyimpan barang dalam jumlah berlebihan, penumpukan barang yang berantakan secara bertahap di ruang tamu dan kesulitan membuang barang biasanya merupakan tanda dan gejala pertama dari gangguan penimbunan atau gejala hoarding disorder.
Gejala gangguan ini sering muncul selama masa remaja hingga dewasa awal.
Bahkan, seiring bertambahnya usia, orang tersebut biasanya mulai memperoleh hal-hal yang dinilainya tidak perlu membutuhkan ruang.
Pada usia paruh baya, gejala hoarding disorder sering parah dan mungkin lebih sulit diobati.
Baca juga: Sampah Plastik di Laut Bikin Kelomang Tak Bisa Kenali Makanannya
Masalah dengan penimbunan secara bertahap berkembang dari waktu ke waktu dan cenderung menjadi perilaku pribadi. Seringkali, kekacauan yang signifikan telah berkembang pada saat mencapai perhatian orang lain.
Berikut tanda-tanda hoarding disorder yang bisa dialami seseorang, seperti pemilik kamar kos yang disebut netizen mungkin memiliki gangguan tersebut.
Baca juga: Cara Membuang Sampah Masker Sekali Pakai Menurut Kemenkes
Sebetulnya, penyebab seseorang mengalami hoarding disorder tidak terlalu jelas.
Perilaku menimbun biasanya dimulai sekitar usia 11 hingga 15 tahun, dan cenderung memburuk seiring bertambahnya usia.
Gangguan hoarding disorder ini juga lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua daripada orang dewasa yang lebih muda.
Berikut beberapa faktor risiko hoarding disorder yang bisa menyebabkan orang memiliki perilaku menimbun sampah.
Baca juga: Bukan Hanya Bumi di Bulan juga Banyak Sampah, Ini Penjelasan NASA
Beberapa orang mengalami hoarding disorder setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan yang sulit mereka atasi, seperti kematian orang yang dicintai, perceraian, penggusuran, atau kehilangan harta benda dalam kebakaran.
Terlepas dari penyebabnya, gangguan hoarding disorder juga bisa memberikan risiko lain bagi hidup orang yang mengalaminya, antara lain seperti.
Namun, tak hanya itu, orang yang memiliki gangguan hoarding disorder juga dapat mengalami gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif dan lain sebagainya.
Baca juga: Sampah Plastik Ancam Keberadaan Hutan Mangrove Jawa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.