KOMPAS.com- Masalah sampah plastik terus menjadi ancaman lingkungan bagi planet ini. Termasuk penggunaan galon sekali pakai yang akan turut andil dalam pencemaran lingkungan.
Dalam konferensi pers daring yang digelar Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) bertajuk Gerakan Tolak Sekali Pakai 2020, Selasa (29/12/2020), diselenggarakan sebagai upaya untuk menggalang petisi tolak galon sekali pakai untuk menghentikan produksi galon tersebut.
Penggunaan galon sekali pakai kian digencarkan oleh salah satu produk air minum kemasan.
Hal ini mengundang reaksi publik, sebab kehadiran galon sekali pakai akan semakin berdampak buruk bagi lingkungan.
Baca juga: Dilema Galon Air Sekali Pakai, Ahli Minta Pemerintah Tegur Produsen
Direktur Eksekutif GIDKP Tiza Mafira mengatakan perusahaan juga bertanggung jawab dan harus berperan aktif untuk mengurangi sampah plastik, serta menghindari memanfaatkan situasi pandemi untuk menyebarkan ketakutan terhadap kemasan guna ulang.
"Ada ratusan petisi untuk menolak kemasan sekali pakai lainnya. Jadi jelas masyarakat menginginkan perubahan di kemasan sekali pakai ini," kata Tiza.
Gerakan #TolakSekaliPakai terhadap penggunaan galon sekali pakai yang berpotensi meningkatkan pencemaran lingkungan juga didukung berbagai organisasi.
Baca juga: Sampah Plastik Ancam Keberadaan Hutan Mangrove Jawa
Juru kampanye urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi mengatakan sangat penting mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, termasuk galon sekali pakai.
Sebab, hal itu sesuai dengan aturan hukum yang mengatur tentang tanggung jawab industri atas permasalahan sampah plastik, salah satunya dengan pengelolaan daur ulang.
Akan tetapi, kata Atha, penerapan aturan tersebut hingga saat ini masih sangat kurang.