Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Kelahiran 2020 Terancam Hadapi Gelombang Panas 6,8 Kali Lebih Banyak

Kompas.com - 31/10/2021, 19:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

 

3. Gagal panen

Risiko gagal panen akibat krisis iklim juga lebih mungkin dialami anak-anak kelahiran 2020 dibandingkan generasi kelahiran 1960.

Di Asia Pasifik dan Asia Timur, risikonya 1,8 kali lebih banyak dialami anak-anak ini sepanjang hidupnya.

Sementara risiko rata-rata global adalah 2,8 kali lebih tinggi. Risiko tertinggi juga dialami Afrika Utara dan Timur Tengah, yakni 4,4 kali lebih mungkin merasakan gagal panen.

4. Kebakaran hutan

Ancaman kebakaran hutan juga diprediksi lebih banyak dialami anak-anak kelahiran 2020 dibanding generasi kelahiran 1960.

Secara global, rata-rata risiko kebakaran hutan 2 kali lebih tinggi. Risiko tertinggi kemungkinan besar dialami anak-anak yang tinggal di Eropa dan Rusia Tengah, yakni 1,7 kali lebih banyak.

Sementara di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik, ancamannya 1,5 kali lebih banyak.

Dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (30/10/2021), CEO Save the Children Indonesia Selina Patta Sumbung mengatakan, dampak krisis iklim ini akan dirasakan lebih bruuk pada anak-anak yang hidup dalam lingkaran kemiskinan.

"Karena mereka sudah lebih dulu terpapar risiko yang jauh lebih besar seperti keterbatasan air, kelaparan, dan bahkan terancam menghadapi kematian karena kekurangan gizi,” ungkap Selina.

Tak hanya itu, dampak krisis iklim secara tidak langsung membuat jutaan anak dan keluarga masuk dalam kemiskinan jangka Panjang.

Selena memaparkan, anak-anak di Indonesia akan menjadi salah satu yang terkena dampak terburuk dari krisis iklim ini.

"Sebab itu, tanpa tindakan yang segera, kita akan menyerahkan masa depan yang suram dan mematikan pada anak-anak kita," sambungnya.

Save the Children berharap laporan tersebut mampu menyerukan tindakan dan aksi yang harus dilakukan segera untuk melindungi hak anak.

Dalam proyeksi mereka, masih ada waktu untuk mengubah prediksi masa depan yang suram ini.

Jika kenaikan suhu dijaga hingga maksimum 1,5 derajat Celsius, maka risiko-risiko di atas akan menurun, yakni:

  • Potensi gelombang panas berkurang 45 persen
  • Potensi banjir karena luapan sungai berkurang 38 persen
  • Kekeringan berkurang 39 persen
  • Gagal panen berkurang 28 persen
  • Kebakaran hutan berkurang sekitar 10 persen

Baca juga: 5 Pesan Komunitas Peduli Iklim untuk Jokowi Sebelum Hadiri COP26

Rekomendasi Save the Children

Save the Children Indonesia melalui rilisnya merekomendasikan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi ancaman perubahan iklim tersebut, di antaranya:

  1. Mulai menghapus ketergantungan pada bahan bakar fosil,
  2. Memulai gaya hidup ramah lingkungan
  3. Berpartisipasi aktif dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

"Pemerintah juga harus mengembangkan tata kelola mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang inklusif dengan memperhatikan kebutuhan kelompok rentan seperti anak-anak melalui kebijakan, program, dan penganggaran yang berpihak kepada anak," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com