Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Efisiensi, Ahli Bakal Bikin Bahan Bakar Roket dari Mikroba di Mars

Kompas.com - 31/10/2021, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber New Atlas

KOMPAS.com - Tim ilmuwan dari Georgia Institute of Technology menemukan, jika mikroba bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif roket untuk mendukung misi perjalanan pulang dari Mars kembali ke Bumi.

Sekitar akhir dekade nanti, sebuah roket akan lepas landas dari Mars. Roket tersebut berisi sekitar setengah kilogram sampel geologis yang dikumpulkan oleh wahana penjelajah Perseverance NASA.

Meskipun roket hanya akan mengirimkan sampel dan wadahnya ke orbit Mars untuk diambil pesawat luar angkasa lain untuk perjalanan pulang ke Bumi, berat roket bisa mencapai sekitar 400 kg.

Baca juga: Terkuak, Kawah Jezero Ternyata adalah Danau Mars Kuno

Dan yang mengejutkan, sebagian besar ruang digunakan untuk bahan bakar roket yang dibutuhkan untuk menuju ketinggian yang dimaksud.

Dengan patokan itu, bayangkan saja berapa banyak bahan bakar yang digunakan untuk misi-misi Mars selanjutnya di masa depan. Apalagi jika misi membawa astronot.

Dikutip dari New Atlas, Sabtu (30/10/2021) Mars Ascent Vehicle (MAV) berawak akan membutuhkan 30 ton metana dan oksigen cair saat membawa 500 kg muatan ke orbit.

Meski dimungkinkan untuk menghasilkan oksigen cair di Mars, metana harus berasa dari Bumi. Itu artinya muatan awal yang dibawa dari Bumi seberat 500 ton dan akan menelan biaya US$ 8 miliar (sekitar Rp 113 miliar) untuk mengangkut bahan bakar tambahan.

Untuk mengurangi biaya dan memberikan lebih banyak ruang untuk sesuatu yang lebih berharga daripada bahan bakar, tim Georgia Tech yang dipimpin Nick Kruyer ingin menggunakan cyanobakteria dan E.coli rekayasa genetika untuk menghasilkan bahan bakar alternatif yang dikenal sebagai 2,3- butanediol (CH3CHOH)2.

Selain menyediakan oksigen yang cukup untuk roket, teknik yang diusulkan juga akan menghasilkan 44 ton oksigen ekstra yang dapat digunakan untuk tujuan lain.

Lalu bagaimana teknis rencana ini akan dijalankan?

Ide dasarnya, serangkaian misi akan dikirim sebelum misi utama. Misi terdiri dari sampel mikroorganisme ditambah bahan plastik yang dibutuhkan untuk mendirikan fotobioreaktor dengan luas empat lapangan sepak bola.

Baca juga: Di Kawah Israel yang Berbatu, 6 Astronot Simulasikan Hidup di Mars

Dalam reaktor ini, sinar matahari dan karbon dioksida dari atmosfer akan diberikan ke cyanobacteria.

Selanjutnya akan diolah dengan enzim untuk menghasilkan gula yang akan diekstraksi ke E.coli untuk menghasilkan 2,3-butanediol dan oksigen.

Menurut perhitungan tim, prosesnya akan 32 persen lebih efisien daripada pengiriman dari Bumi.

Namun untuk memastikan rencana ini bisa berjalan, maka peneliti harus menemukan cara untuk membuat peralatan lebih kecil dan ringan supaya proses pembuatan bahan bakar di Mars ini lebih cepat.

"Kami juga perlu melakukan eksperimen untuk menunjukkan bahwa cyanobacteria dapat tumbuh di kondisi Mars. Kita perlu mempertimbangkan perbedaan spektrum matahari di Mars karena tingkat UV yang tinggi dapat merusak cyanobacteria," ungkap Kruyer.

Studi telah dipublikasikan di Nature Communications.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com