KOMPAS.com - Studi terbaru mengungkap bahwa sukun bisa menjadi solusi ketahanan pangan global untuk menghadapi perubahan iklim.
Diberitakan sebelumnya, menanam banyak pohon sukun dapat membantu membuat persedian makanan lebih stabil saat planet ini menghangat.
Mengutip New Scientist, Selasa (12/10/2021) berdasarkan pemodelan iklim yang digunakan oleh peneliti, hasilnya menunjukkan bahwa pohon sukun dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis selama beberapa dekade mendatang.
Apalagi, sukun juga dapat dimasak dengan berbagai cara dan diubah menjadi tepung.
Baca juga: Hadapi Perubahan Iklim, Sukun Bisa Jadi Solusi Ketahanan Pangan Global
"Tanaman sukun sangat produktif dan bergizi. Selain itu begitu mereka tumbuh, sukun cukup tangguh," kata Lucy Yang, peneliti dari Northwestern University di Illinois.
Sayangnya, tanaman ini sekarang mulai kurang dikenal dan terabaikan sehingga kurang dimanfaatkan.
Mari kita mengenal sukun lebih lanjut.
Menurut laman Britannica, sukun (Artocarpus altilis) merupakan pohon dari keluarga murbei (Moraceae).
Buah sukun yang besar sudah menjadi makanan pokok bagi penduduk Pasifik Selatan dan daerah tropis lainnya.
Sukun mengandung sejumlah besar pati dan jarang dimakan mentah.
Untuk mengolahnya, sukun bisa dipanggang, direbus, digoreng, atau dikeringkan, hingga digiling menjadi tepung.
Sukun Afrika (Treculia africana) adalah spesies sukun asli Afrika tropis. Sukun jenis ini berbeda dengan sukun yang kita kenal dan tidak dijadikan tanaman pangan.
Pohon sukun tumbuh setinggi 12 hingga 18 meter dan memiliki daun hijau besar, lonjong, mengkilap, tiga hingga sembilan lobus ke arah puncak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.