Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Harga Tanaman Porang Mahal? Ini 6 Alasannya Menurut Pakar IPB

Kompas.com - Diperbarui 21/08/2021, 14:08 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Tanaman porang semakin ramai diperbincangkan karena memiliki harga jual yang tinggi atau mahal, meski perawatannya terbilang cukup mudah. Alasan utama harga porang mahal adalah manfaat tanaman umbi-umbian ini.

Lantas, kenapa harga tanaman porang mahal dan apa alasannya?

Menurut Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa S.P M.Si, petani saat ini memang sangat memanfaatkan momentum harga mahal dari penjualan tanaman porang ini.

"Ya ini karena penggunaannya sangat luas itu, jadi (harga porang) relatif mahal," kata Edi kepada Kompas.com, Sabtu (4/4/2021).

"Karena penggunaannya luas, barang itu (tanaman porang) banyak dicari orang," imbuhnya.

Menurut Edi, penggunaan dan potensi tanaman porang ini memang cukup besar baik dari aspek medis, sosial, hingga ekonomi.

Baca juga: Tak Cuma Punya Nilai Jual Tinggi, Porang Juga Bermanfaat Bantu Diet

 

Berikut beberapa sifat yang ada di umbi porang (Amorphhophallus muelleri) dan menjadi alasan kenapa harga porang sangat mahal dibandingkan jenis tanaman umbi-umbi lainnya.

1. Bagus untuk diet

Alasan pertama mengapa tanaman porang dijual dengan harga mahal adalah karena di dalam umbi porang, terkandung karbohidrat glukomanan.

Glukomanan adalah nutrisi yang termasuk karbohidrat rantai panjang. Artinya, saat dimakan karbohidrat tersebut tidak mudah dicerna dengan baik.

"Karena sifatnya (tanaman porang) tidak dicerna dengan baik, maka kalau kita itu ingin diet, itu berarti banyak-banyak makan Porang," ujar Edi menjelaskan alasan harga porang mahal, karena nilai dan manfaat porang untuk diet.

Baca juga: 7 Cara Menanam Porang dari Tanah hingga Panen agar Hasil Berkualitas

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com