Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Lonjakan Kasus Covid-19 di Madura Sangat Buruk dan Bisa Jadi Bom Waktu

Kompas.com - 07/06/2021, 18:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Senada dengan Windhu, Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman pun mengatakan bahwa kondisi di Madura yang menjadi bagian dari Pulau Jawa memang termasuk wilayah yang masih sangat rawan kasus penularan Covid-19.

"Sekali lagi jadi saya selalu diingatkan ya bahwa sekali lagi Indonesia ini, khususnya untuk Jawa dan Bali, termasuk Madura ini sedang akan menuju pada puncaknya di akhir Juni," kata Dicky saat dihubungi terpisah.

Menurut Dicky, tanpa disadari sekarang ini sebenarnya dalam prediksi perhitungan epidemiologi, kasus infeksi Covid-19 di Indonesia sudah ada di 50.000 kasusnya per hari.

"Tapi masalahnya adalah deteksi kita yang sangat rendah, testing kita yang sangat rendah dan tidak sesuai dengan skala penduduk maupun skala pandemi ini membuat kita akan semakin kewalahan," kata dia.

Hal ini juga dikarenakan, testing yang ada saat ini juga lebih cenderung mendeteksi orang-orang yang mengantri atau yang sudah datang ke fasilitas kesehatan saja, dan terpaksa diperiksa atau dilakukan pengujian testing sampel.

Baca juga: Kasus Covid-19 Harian Melonjak, WHO Peringatkan Bahaya Varian India

 

"Kalau menurut saya testing (Covid-19) di kita (Indonesia) itu jadi lebih sifatnya terpaksa "melakukan testing" pada orang-orang yang datang, dan menurut saya terlambat kalau seperti itu dan berbahaya," ucap dia.

Jika demikian, kata dia, akhirnya pasti akan membebani layanan kesehatan itu sendiri, termasuk mengondisikan perawatan pada pasien yang sedang mengalami kritis di rumah sakit aibat Covid-19, juga dapat memicu peningkatan angka kasus kematian akibat infeksi Covid-19 ini yang sulit dihindari.

Seperti halnya yang dialami atau terjadi di Pulau Madura saat ini, di mana lonjakan kasus tiba-tiba meningkat drastis dan layanan kesehatan seperti rumah sakit tidak cukup untuk bisa menangani lonjakan pasien yang ada.

"Jadi apa yang terjadi di Surabaya-Madura kita ini hanya contoh saja dan ini sebetulnya menurut saya sudah terjadi di hampir semua daerah dan kalau ini tidak direspon dengan tepat dan benar kita akan mengalami lonjakan yang luar biasa dan sekali lagi ini pun kita masih akan ada potensi lonjakan berikutnya," tegasnya.

Potensi lonjakan itu masih bisa terjadi, karena saat ini Indonesia masih berada di gelombang pertama. Sehingga, masih berpeluang mengalami lonjakan yang besar akibat varian-varian baru pada puncak akhir gelombang pertama nanti.

Baca juga: Epidemiolog: PSBB Jawa-Bali Saja Tak Cukup Landaikan Kasus Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com