Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi MSG, Benarkah Bisa Sebabkan Gangguan Saraf?

Kompas.com - 07/06/2021, 16:31 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comMSG adalah salah satu peyedap rasa yang sering ditambahkan pada makanan baik makanan kemasan maupun makanan rumahan. MSG membuat makanan memiliki rasa gurih atau yang disebut dengan umami.

Namun muncul beberapa anggapan bahwa MSG buruk untuk kesehatan dan menyebabkan berbagai masalah kesehata seperti obesitas hingga kanker. Benarkah demikian?

Apa itu MSG

MSG adalah singkatan dari monosodium glutamat atau garam asam glutamat. Dilansir dari Food and Drug Administration, asam glutamat secara alami terkandung di dalam tubuh kita dan beberapa makanan. Contoh makanan yang mengandung asam glutamar adalah tomat, keju, dan rumput laut.

Pada tahun 1908, seorang profesor Jepang bernama Kikunae Ikeda berhasil mengekstrak glutamat dari kaldu rumput laut dan memiliki hak paten terhadap MSG yang sekarang banyak kita gunakan.

Baca juga: MSG hingga Kimchi, Aneka Mitos Makanan Penyebab serta Penyembuh Kanker

Pada industri modern saat ini, MSG dibuat dengan mengektraksi dari fermentasi gula atau molases. Fermentasi yang dilakukakn mirip dengan proses fermentasi pada pembuatan yoghurt, cuka, dan wine.

Negara yang paling sedikit mengonsumsi MSG adalah Amerika Serikat, sedangkan yang paling banyak adalah Cina. Sedangkan di Indonesia, produksi MSG mencapai 254.900 ton per tahun. Tercatat populasi di Indonesia sebesar 77,6% mengonsumsi MSG lebih dari satu kali sehari.

Dosis harian MSG

Dosis harian MSG yang direkomendasikan World Health Organization adalah sekitar 120 mg per kilogram berat badan per hari. Sedangkan Kementerian Kesehatan membatasi rekomendasi dosis harian MSG hanya 1-2 sendok teh MSG atau sekita 4-8 gram per hari.

Amankah konsumsi MSG?

Menurut Food and Drug Administration, MSG dikategorikan sebagai bahan makanan yang aman dikonsumsi. Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada reaksi berat terhadap konsumsi MSG.

Namun, beberapa penelitian terbaru menyebutkan bahwa MSG dapat menimbulkan efek toksik pada tubuh. Dilansir dari jurnal yang dipublikasikan melalui NCBI, MSG memiliki kaitan dengan berbagai penyakit. Penyakit yang disebutkan dalam jurnal tersebut termasuk obesitas, gangguan metabolisme, gangguan organ reproduksi, hingga efek neurotoksik.

MSG pada tubuh akan berikatan dengan reseptor glutamat dan melepaskan neurotrasmitter yang mempengaruhi proses fisiologis dan patologis pada tubuh manusia.

Reseptor ini terdapat pada sistem saraf pusat, terutama pada hipotalamus, hipokampus, dan amigdala. Ketiga bagian ini berperan pada proses otonomis dan metabolisme tubuh.

Beberapa jurnal menyebutkan bahwa dosis terkecil dari MSG memiliki efek toksik pada tubuh. Rata-rata konsumsi MSG harian adalah sekitar 0,3 sampai 1 gram. Dengan dosis ini, MSG memiliki potensi mengganggu dan memiliki efek samping pada saraf.

Baca juga: MSG Tidak Berbahaya untuk Kesehatan?

Penelitian pada hewan bahkan menunjukkan bahwa konsumsi MSG meningkatkan resiko resistensi insulin yang memicu obesitas. Namun pengaruh efek ini pada manusia masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Namun semua penelitian dan jurnal tersebut masih sangat terbatas pada hewan. Belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan efek konsumsi MSG pada manusia yang menyebabkan gangguan saraf dan gangguan kesehatan lainnya.

Konsumsi monosodium glutamat mungkin berbahaya jika dikonsumsi terus menerus dan melebihi dosis harian. Jadi, bijaklah dalam mengonsumsi MSG dan tetap imbangi dengan pola makan yang sehat untuk menghindari efek samping yang mungkin timbul.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com