Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan ASEAN Kawasan Rawan Perburukan Covid-19, Epidemiolog Jelaskan

Kompas.com - 04/05/2021, 17:40 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, Indonesia dan negara-negara ASEAN harus tetap waspada atas ancaman pandemi Covid-19 yang kian memburuk.

"Nah kawasan ASEAN adalah kawasan yang rawan (kondisi buruk pandemi Covid-19)," kata Dicky kepada Kompas.com pada Selasa (4/5/2021).

Peneliti di Global Health Security ini mengatakan demikian karena melihat kondisi tren kasus skala ASEAN dan global yang terus mengalami peningkatan, baik kasus konfirmasi positif maupun kematian.

"Jadi kita bisa melihat bahwa pertama, pada tren global, situasi sedang mengkhawatirkan atau keadaan semakin serius akibat Covid-19 ini," ujarnya.

Baca juga: Tsunami Covid-19 India Sebabkan 3.645 Kematian Sehari, Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?

Berdasarkan data, peningkatkan kasus infeksi secara global bisa mencapai lebih dari 4 juta kasus per minggu, dan tren ini telah terjadi selama lebih dari 7 minggu. Begitu juga dengan tren kasus kematian akibat Covid-19, meningkat sekitar 20 persen.

Menurut Dicky, angka ini masih bisa jadi lebih tinggi lagi mengingat kontribusi pandemi Covid-19 di India yang semakin memburuk.

Selain perkara di atas, Dicky berkata bahwa kawasan ASEAN menjadi kawasan yang rawan perburukan situasi Covid-19 dikarenakan faktor sistem kesehatan.

"Kenapa rawan? Karena dengan jumlah populasi yang cukup besar, kemudian sistem kesehatan yang relatif sama atau tidak cukup kuat dalam merespons pandemi sebesar ini," ujarnya.

Dicky menilai bahwa negara ASEAN yang mungkin bisa dianggap cukup kuat secara sistem kesehatan adalah Singapura, sementara negara yang cukup bisa bertahan dan mengendalikan pandemi meski memiliki keterbatasan dan kekurang dari segi sistem kesehatan adalah Vietnam dan Thailand.

Baca juga: Tsunami Covid-19 di India Mengkhawatirkan Vaksinasi Dunia, Kok Bisa?

"Seperti Vietnam dan juga Thailand itu, di tengah keterbatasannya, ketika mereka menerapkan satu strategi yang berbasis sains serta komitmen yang tinggi dan konsisten, itu efektif dalam meredam lonjakan," ucap dia.

"Walaupun itu pun tidak betul-betul bisa menekan kasus (hingga) zero (nol kasus) Covid-19," imbuhnya.

Indonesia juga rawan kondisi buruk pandemi Covid-19

Kategori rawan ini juga berlaku untuk Indonesia. Negara kita dianggap rawan karena memiliki wilayah teritorial perbatasan yang cukup dekat, serta akses keluar dan masuk di pintu perbatasan yang relatif lemah.

Pintu-pintu perbatasan dekat dengan negara Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Timor Leste dan Papua Nugini, misalnya, adalah pintu-pintu yang sangat potensial mengalami kasus-kasus impor maupun ekspor Covid-19 yang berat.

"Nah oleh karena itu, apa yang terjadi di negara tetangga adalah juga ancaman untuk perburukan situasi di dalam negeri, yang jelas saat ini kita belum dalam status terkendali," tegasnya.

Baca juga: Varian Covid-19 India Masuk Indonesia, Kenapa Epidemiolog Khawatir?

Sebagai informasi, sebanyak 200 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia yang baru saja tiba di Tanah Air melalui Batam, Kepulauan Riau (Kepri), dinyatakan terjangkit Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com