KOMPAS.com - Kondisi sangat langka yang menyebabkan peradangan materi abu-abu dan putih di sumsum tulang belakang telah ditemukan sebagai komplikasi neurologis Covid-19 yang tidak terduga.
Dikenal sebagai myelitis transversal akut, biasanya kondisi ini dialami 1,34 hingga 4,6 kasus per juta orang setiap tahun. Hal ini membuat myelitis transversal akut menjadi penyakit yang sangat langka.
Namun, selama pandemi COVID-19, para peneliti memperhatikan peningkatan kasus.
Dalam sebuah studi baru, yang dilaporkan dalam jurnal Frontiers in Immunology, para ilmuwan di Houston Methodist Hospital meninjau sejumlah studi yang meneliti kaitan ini dan menemukan kasus myelitis transversal akut pada 43 pasien COVID-19 dari 21 negara berbeda.
Baca juga: Tsunami Covid-19 di India Mengkhawatirkan Vaksinasi Dunia, Kok Bisa?
Mereka mencatat bahwa peningkatan kasus ini tidak terduga dan terjadi di level global.
Selain itu, para peneliti menemukan tiga kasus myelitis transversal akut di antara peserta uji klinis vaksin Oxford-AstraZeneca.
Dilansir IFL Science, Rabu (28/4/2021), usia pasien yang diteliti dalam makalah tersebut berkisar antara 21 hingga 73 tahun. Mayoritas pasien yang diteliti berusia lebih dari 44 tahun.
Mereka menemukan, kondisi peradangan tulang belakang langka itu dialami oleh pria dan wanita pada tingkat yang kira-kira sama.
Tim peneliti juga menemukan, setidaknya ada 13 kasus di kalangan dewasa muda dan tiga kasus pada anak-anak.
Gejala myelitis transversal akut biasanya meliputi nyeri, masalah sensorik, dan kelemahan, serta masalah kandung kemih dan usus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.