Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan India Temukan Mutasi Virus Corona yang Bisa Menghindari Vaksin

Kompas.com - 02/05/2021, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Sekelompok forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah India telah memberi tahu pihak berwenang tentang mutasi kecil pada beberapa sampel virus corona SARS-CoV-2 yang mungkin dapat menghindari respons imun dari vaksin.

Oleh sebab itu, pemimpin forum penasihat ilmiah ini mengatakan pihaknya memerlukan studi lebih lanjut tentang temuan tersebut.

Dilansir Reuters, Sabtu (1/5/2021), meski mutasi virus corona yang kecil itu sudah ditandai, saat ini tidak ada alasan untuk percaya bahwa virus dapat terus berkembang menjadi berbahaya.

Baca juga: Tsunami Covid-19 India Sebabkan 3.645 Kematian Sehari, Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?

Para ilmuwan sedang mempelajari apa yang menyebabkan lonjakan kasus saat ini di India dan terutama apakah varian yang pertama kali terdeteksi di negara itu, yang disebut B.1.617, adalah penyebabnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan varian India sebagai varian yang dikhawatirkan, seperti yang telah dilakukan untuk varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.

Tetapi WHO mengatakan pada Selasa, 27 April 2021 bahwa pemodelan awalnya, berdasarkan sekuensing genom, menunjukkan bahwa B.1.617 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada varian lain yang beredar di India.

Forum penasihat, yang dikenal sebagai Konsorsium Genetika SARS-CoV-2 India, atau INSACOG, kini telah menemukan lebih banyak mutasi pada virus corona. Menurut mereka, diperlukan pelacakan yang lebih cermat terkait mutasi ini.

"Kami melihat beberapa mutasi muncul pada beberapa sampel. Virus yang bermutasi ini mungkin dapat menghindari respons imun dari vaksin," kata Shahid Jameel, ketua kelompok penasehat ilmiah INSACOG dan ahli virologi top India.

Dia tidak mengatakan apakah mutasi telah terlihat pada varian India atau jenis lainnya.

"Kecuali jika Anda membiakkan virus itu dan mengujinya di lab, Anda tidak dapat memastikannya. Pada tahap ini, tidak ada alasan untuk percaya bahwa virus itu berkembang atau jika bisa berbahaya, tapi kami menandainya sehingga kami terus mata kita tertuju pada bola, "katanya.

INSACOG menyatukan 10 laboratorium penelitian nasional.

Baca juga: Makin Mengerikan, Tsunami Covid-19 India Tembus 400.000 Kasus Sehari

India melaporkan lebih dari 400.000 kasus Covid-19 baru untuk pertama kalinya kemarin (1/5/2021).

Tsunami kasus Covid-19 India telah menghancurkan sistem kesehatan di beberapa tempat termasuk ibu kota New Delhi. Saat ini, India pun kekurangan pasokan oksigen dan tempat tidur di rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com