Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Menurunkan Berat Badan, Diet Mediterania Ampuh Redakan Stres

Kompas.com - 17/11/2020, 12:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

 

Para peneliti mempelajari efek stres kronis dari status sosial yang rendah dan stres akut karena terisolasi secara sosial selama 30 menit pada 38 hewan paruh baya, yang diberi makan makanan Mediterania atau Barat.

Makanan tersebut diformulasikan untuk mencerminkan pola makan manusia, dengan protein dan lemak yang sebagian besar berasal dari sumber hewani di kelompok Barat dan terutama dari sumber tumbuhan di kelompok Mediterania.

Untuk menentukan efek diet terhadap respons stres, para ilmuwan mengukur perubahan dalam sistem saraf simpatis dan parasimpatis, serta hormon kortisol kelenjar adrenal, sebagai respons terhadap stres akut dan kronis.

Baca juga: Stres Selama Pandemi Covid-19, Harus Bagaimana?

Sistem saraf simpatis terlibat dalam respons "lawan atau lari" dan mengatur fungsi tubuh seperti detak jantung dan tekanan darah.

Sistem saraf parasimpatis memiliki efek berlawanan yang membantu tubuh kembali ke keadaan lebih tenang.

“Aktivitas sistem saraf simpatis yang tinggi dapat membahayakan kesehatan, jadi menjaga keseimbangan yang sehat antara kedua sistem itu penting,” kata Shively.

Sedangkan kortisol, hormon stres utama tubuh, membantu tubuh mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk melawan atau melarikan diri.

Namun, jika stres berlanjut, kadar kortisol tetap tinggi dan merusak jaringan.

Dibandingkan dengan hewan yang diberi makan makanan Barat, mereka yang diberi makan diet Mediterania menunjukkan ketahanan stres yang lebih tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh sistem saraf simpatik yang lebih rendah dan respons kortisol terhadap stres, dan pemulihan yang lebih cepat setelah stres berakhir.

"Studi kami menunjukkan bahwa diet Mediterania mengubah keseimbangan ke arah sistem saraf parasimpatis, yang baik untuk kesehatan," kata Shively.

"Sebaliknya, pola makan orang Barat meningkatkan respons simpatik terhadap stres, yang seperti memiliki tombol panik sepanjang waktu — dan itu tentu tidak sehat," lanjutnya.

Peneliti mencatat, pada hewan penelitian berusia di atas 31 bulan, yang setara dengan sekitar usia 9 tahun pada manusia, aktivitas sistem saraf simpatis meningkat. Namun, pada hewan yang mengonsumsi diet Mediterania penuaan sistem saraf simpatik tampak lebih lambat.

Shively menekankan, penemuan dari studi ini menunjukkan, bahwa adopsi pola makan ala Mediterania di seluruh populasi dapat memberikan intervensi yang relatif sederhana dan hemat biaya untuk mengurangi dampak negatif dari stres psikologis pada kesehatan dan menunda penuaan sistem saraf.

Baca juga: Kerja dari Rumah Bisa Sebabkan Stres, Ini Penjelasan Psikolog

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com