KOMPAS.com – Di tengah penyakit Covid-19 yang tengah mewabah termasuk di Indonesia, konsep Work from Home ( WFH) dirasa cukup efektif.
World Health Organization (WHO) dan pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan himbauan untuk kerja dari rumah serta melakukan social distancing.
Namun bagi banyak orang, konsep WFH bisa jadi sangat menantang. Terutama bagi para pekerja yang memiliki anak, atau pekerja yang tidak memiliki fasilitas mumpuni untuk kerja dari rumah.
Baca juga: Sampai Kapan Kita Harus Social Distancing? Ilmuwan Menjawab
Hal tersebut dikatakan oleh Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si.
“Konsep WFH bisa berpengaruh banyak sekali, terutama bagi orang-orang yang tidak pernah melakukan hal tersebut,” tutur Nina, panggilan akrabnya, kepada Kompas.com, Rabu (18/3/2020).
Oleh karena WFH ini merupakan hal baru untuk banyak orang, lanjutnya, pada awalnya memang menimbulkan kesenangan.
Baca juga: Social Distancing, Cara Terbaik Melawan Corona yang Harus Kita Semua Lakukan
“Tapi kebaruan ini juga meningkatkan stres. Seperti apa stresnya, apakah menjadi bersemangat atau malah panik, tergantung pekerja tersebut,” lanjutnya.
Nina menyebutkan bahwa stres akibat WFH bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah minimnya fasilitas yang dibutuhkan.
“Beberapa pekerja punya komputer di kantor, dan tidak punya laptop untuk bekerja dari rumah. Atau, mereka punya laptop namun koneksi internet tidak bagus. Hal ini bisa menimbulkan stres,” paparnya.
Baca juga: Panduan Mencegah Virus Corona dengan Social Distancing, Apa Itu?
Penyebab stres lainnya yang dirasakan oleh banyak pekerja adalah ketika mereka tinggal satu atap dengan banyak orang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan