Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Social Distancing, Cara Terbaik Melawan Corona yang Harus Kita Semua Lakukan

Kompas.com - 17/03/2020, 13:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Thomas Perls


SEIRING menyebarnya Covid-19 ke banyak komunitas, pejabat kesehatan masyarakat menempatkan tanggung jawab pada individu untuk membantu dalam memperlambat pandemi. Social distancing adalah cara yang harus dilakukan. Ahli geriatri, Thomas Perls, menjelaskan bagaimana cara penting ini bekerja.

Apa itu social distancing?

Social distancing adalah sebuah cara yang direkomendasikan oleh ahli kesehatan masyarakat untuk memperlambat penyebaran penyakit yang ditularkan dari orang ke orang. Sederhananya, cara ini mengharuskan kita untuk menjaga jarak satu sama lain sehingga virus - atau patogen apa pun - tidak dapat menyebar dari satu orang ke orang lain.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), social distancing adalah menghindari pertemuan massal dan menjaga jarak 2 meter - atau kira-kira satu depa - dari orang lain. Di New York City, misalnya, bioskop telah ditutup sementara, banyak konvensi di seluruh dunia dibatalkan, dan seluruh sekolah di AS ditutup.

Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?

Saya berhenti naik kereta saat jam sibuk. Sekarang saya bekerja dari rumah atau berkendara dengan istri saya, atau saya naik kereta di luar jam kerja sehingga saya bisa menjaga jarak 2 meter dari orang lain.

Social distancing juga berarti tidak menyentuh orang lain, termasuk jabat tangan. Sentuhan fisik adalah cara yang paling memungkinkan seseorang terpapar SARS-CoV2 (virus corona baru) dan cara termudah untuk menyebarkannya. Ingat, jaga jarak sejauh 2 meter dan jangan bersentuhan.

Social distancing tidak akan dapat mencegah 100% penularan, tapi dengan mengikuti aturan sederhana ini, individu dapat memainkan peran penting dalam memperlambat penyebaran virus.

Jika jumlah kasus tidak dapat ditekan di bawah jumlah yang bisa ditangani oleh sistem pelayanan kesehatan pada suatu waktu – disebut perataan kurva (flattening the curve) –rumah sakit bisa kewalahan dan berujung pada kematian dan penderitaan yang tidak perlu.

Ada beberapa istilah lain selain social distancing yang mungkin Anda dengar. Salah satunya adalah “swakarantina” (self-quarantine). Ini berarti tinggal diam, mengisolasi diri Anda dari orang lain karena ada kemungkinan Anda telah bersentuhan atau terpapar dengan orang yang terkena virus.

Ada juga “karantina wajib”. Karantina wajib terjadi ketika otoritas pemerintah menyatakan bahwa seseorang harus tinggal di satu tempat, misalnya rumah atau suatu fasilitas, selama 14 hari. Karantina wajib dapat diperintahkan untuk orang yang hasil tes virusnya negatif, tapi kemungkinan telah terpapar.

Pemerintah AS telah memberlakukan karantina wajib untuk untuk orang-orang di kapal pesiar dan mereka yang bepergian dari Provinsi Hubei, Cina.

Mengapa social distancing bisa berhasil?

Jika dilakukan dengan tepat dan dalam skala besar, social distancing dapat menghancurkan atau memperlambat rantai transmisi dari orang ke orang.

Orang dapat menyebarkan virus corona selama setidaknya lima hari sebelum mereka menunjukkan gejala. Social distancing membatasi jumlah orang yang terinfeksi - dan berpotensi menyebarkan virus - sebelum mereka menyadari bahwa mereka terinfeksi virus.

Sangat penting untuk tidak menyepelekan kemungkinan terjadinya paparan dan mengarantina diri Anda sendiri. Menurut penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan, swakarantina harus berlangsung selama 14 hari – dalam periode waktu tersebut seseorang dapat menunjukkan gejala Covid-19.

Jika setelah dua minggu mereka masih tidak memiliki gejala, maka karantina dapat dihentikan. Masa karantina yang lebih pendek dapat dilakukan pada orang yang tidak memiliki gejala seiring tersedianya pengujian secara lebih luas.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com