Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2020, 19:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 terus bertambah kasusnya dan anak-anak tergolong kelompok rentan, maka sistem pembelajaran dialihkan melalui virtual daring.

Masalahnya, belajar daring tak hanya membuat orangtua stres, karena merasa kewalahan mendampingi anak belajar, tapi juga membuat anak-anak jenuh dan stres.

Seperti data yang didapatkan dari Survei Persepsi Pelajar Jawa Timur tentang dampak Covid-19, menunjukkan mayoritas pelajar mengalami kejenuhan dan stres akibat belajar melalui virtual daring.

Baca juga: 5 Anjuran IDAI agar Anak Aman Belajar Selama New Normal Pandemi Corona

Data dari survei tersebut menyebutkan, 480 responden pelajar SMP dan SMA di Jawa Timur, ada 88,75 persen responden yang menganggap sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui daring saat ini menjenuhkan, membosankan, dan membuat stres.

Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia DR Indria L Gamayanti MSi Psikolog menyampaikan, persoalan belajar melalui vitual daring sebenarnya memang membutuhkan pendampingan orangtua.

Beberapa panduan daring dan hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa virtual daring terutama untuk anak-anak,  tidak cukup diberikan pada anak-anak begitu saja.

"Perlu ada pendampingan atau pemantauan dari orangtuanya," kata Gama dalam diskusi daring bertajuk Peran Psikolog Klinis dan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dalam Mendukung Kesehatan Jiwa Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19, Rabu (14/10/2020).

Hal ini memang menjadi persoalan yang pelik, apalagi jika orangtuanya juga bekerja melalui virtual daring.

"Mungkin karena orangtuanya sibuk kerja (daring), anaknya juga harus belajar (daring), belum lagi kalau untuk keluarga -keluarga (kelas ekonomi) menengah ke bawah, mungkin ini menjadi lebih berat ya karena bisa jadi 1 perangkat (gadget) bisa dipakai rebutan untuk beberapa orang," jelasnya.

Bagaimana mencegah stres karena belajar daring?

Gama menuturkan, sebenarnya risiko stres yang bisa timbul pada anak-anak ketika terlalu banyak belajar melalui virtual daring, bisa dicegah.

"Sebetulnya kita bia melakukan self-care, bisa melalukan perawatan kesehatan jiwa dini pada diri kita sendiri, termasuk untuk anak-anak," kata Gama.

Baca juga: Pena atau Keyboard, Mana yang Lebih Baik untuk Belajar Anak?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com