Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pena atau Keyboard, Mana yang Lebih Baik untuk Belajar Anak?

Kompas.com - 13/10/2020, 09:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Komputer telah mengubah dan terlibat dalam aspek kehidupan sehari-hari. Terutama saat pandemi Covid-19 seperti ini, pembelajaran sekolah via daring pun dilakukan.

Di sisi lain, banyak bukti menunjukkan bahwa belajar dengan mengetik di keyboard atau papan ketik komputer tidak seefektif menulis dnegan pena.

Hal ini diketahui setelah para peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia mempelajari apakah belajar menggunakan keyboard sama efektifnya dengan belajar menggunakan tulisan tangan.

Dalam laporan yang terbit di Frontiers in Psychology, studi yang dipimpin oleh Profesor Audrey van der Meer menunjukkan bahwa tulisan tangan dan gambar menghasilkan pemrosesan informasi dengan tingkat yang lebih tinggi di otak dibanding menggunakan keyboard.

Baca juga: Bisa Membaca Tulisan Typo adalah Bukti Kehebatan Otak Kita

Tim Audrey memantau wilayah aktivitas otak yang penting dalam memori dan pembelajaran informasi baru.

Dua belas anak (12 tahun) dan 12 orang berusia dewasa muda dites dengan elektroensefalogram densitas tinggi (HD EEG). Mereka diminta untuk menggunakan pena digital pada layar sentuh atau keyboard untuk mencatat kata-kata yang ditampilkan di layar.

Pena digital digunakan sebagai pengganti pena tinta.

Meski menjalankan tugas serupa, aktivitas otak orang dewasa dengan menggunakan pena ternyata lebih aktif dibandingkan kelompok pengguna keyboard.

Anak-anak menunjukkan hasil yang serupa tetapi pada tingkat yang lebih rendah.

"Penggunaan pena dan kertas memberi otak lebih banyak 'kait' untuk menggantung ingatan Anda. Menulis dengan tangan menciptakan lebih banyak aktivitas di bagian sensorimotor otak. Banyak indra diaktifkan dengan menekan pena di atas kertas, melihat huruf yang Anda tulis dan mendengar suara yang Anda buat saat menulis. Pengalaman indra ini menciptakan kontak antara bagian otak yang berbeda dan membuka otak untuk belajar. Kami berdua belajar lebih baik dan mengingat lebih baik," kata Van der Meer dalam sebuah pernyataan.

Sementara bukti menunjukkan bahwa kursif menjadi faktor penting dalam perkembangan awal, tim tidak mengeksplorasi tulisan tangan non-kursif dalam penelitian ini. Namun, mengajar anak-anak menulis tulisan tangan - khususnya kursif - tampaknya mengalami penurunan.

Baca juga: Siap-siap Merinding, Kecerdasan Buatan Sudah Bisa Menulis Cerita Horor

Sekolah Finlandia tidak lagi diharuskan untuk mengajarkan tulisan tangan kursif, melainkan lebih menyukai keyboard dan layar sentuh. Pelajar muda di Inggris tidak diharuskan untuk diajari kursif, sementara Indiana di AS menghapus kursif dari hukum pada tahun 2011.

Sejalan dengan pekerjaan dan penelitian sebelumnya dari tahun 2005, Profesor Van der Meer berharap studinya membawa perubahan positif dalam cara anak-anak belajar di masa depan.

Dia percaya bahwa anak-anak harus didorong untuk menulis dan menggambar sejak dini dalam perkembangannya dan bahwa "pedoman nasional harus diterapkan untuk memastikan bahwa anak-anak menerima setidaknya pelatihan tulisan tangan minimal."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com