"Saya akan pergi ke Bangkok dengan visa turis dan berharap untuk tinggal di sana untuk sementara waktu," kata Aung Phyo.
Baca juga: 3 Tahun Kudeta Myanmar, Dapatkah Gencatan Senjata Tercapai?
"Saya belum memutuskan untuk bekerja atau belajar. Saya hanya ingin melarikan diri dari negara ini," jelasnya.
Junta mengatakan bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk mempersenjatai milisi pro-militer saat mereka memerangi para penentangnya di seluruh negeri, baik "Pasukan Pertahanan Rakyat" yang anti-kudeta maupun kelompok-kelompok bersenjata yang telah lama ada yang berasal dari etnis minoritas.
Juru bicara Junta, Zaw Min Tun, mengatakan pada Sabtu bahwa sistem wajib militer diperlukan "karena situasi yang terjadi di negara"
Lebih dari 4.500 orang telah terbunuh dalam tindakan keras militer terhadap perbedaan pendapat sejak kudeta pada Februari 2021 dan lebih dari 26.000 orang ditangkap, menurut kelompok pemantau lokal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.