Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kendaraan Kim Jong Un ke Luar Negeri, Kereta Anti-Peluru dan Mobil Rp 34 Miliar

Kompas.com - 12/09/2023, 22:13 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sedang dalam perjalanan menuju Kota Vladivostok, Rusia, menggunakan kereta anti-peluru untuk bertemu Vladimir Putin. Mode transportasi apa saja yang digunakan Kim Jong Un saat bepergian ke luar negeri?

Sejalan dengan tradisi lama di kalangan para pemimpin Korea Utara, Kim bisa menghabiskan waktu lebih dari 20 jam menempuh jarak 1.180 km dalam lokomotif yang bergerak lambat.

Lokomotif itu dikabarkan memuat sebuah restoran yang menyajikan anggur Perancis yang nikmat dan hidangan kelas atas, seperti menu lobster segar.

Baca juga: Kim Jong Un Akan Kunjungi Rusia atas Undangan Putin

Kereta bergerak dengan kecepatan sekitar 50 km/jam karena memiliki beban berat berupa lapisan pelindung baja.

Sebagai pembanding, kereta api berkecepatan tinggi buatan London melaju sekitar 200 km/jam, sementara kereta Shinkansen Jepang dapat mencapai 320 km/jam.

Perjalanan panjang yang akan ditempuh sang pemimpin Korea Utara juga perlu memperhitungkan jaringan kereta api Utara yang kuno.

Kereta itu diberi nama Taeyangho, istilah dalam bahasa Korea yang berarti matahari, yang juga merujuk pada pendiri Korea Utara, yakni Kim Il Sung.

Kereta yang mengandung nilai sejarah

Tradisi melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan kereta api dimulai oleh Kim Il-sung--kakek Kim Jong Un--yang naik kereta api miliknya saat pergi ke Vietnam dan Eropa Timur.

Kereta mewah ini dijaga ketat oleh agen-agen keamanan yang melacak rute dan stasiun untuk mendeteksi bom dan ancaman lainnya.

Ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il, yang memimpin Korea Utara dari 1994 hingga kematiannya pada 2011, dikabarkan memilih untuk berpergian menggunakan kereta api karena dia takut terbang.

Kim Jong Il terkenal karena pernah membutuhkan waktu sepuluh hari untuk sampai ke Moskwa pada 2001 untuk mengadakan pertemuan dengan Putin.

Foto kereta berlapis baja Kim Jong Il saat sampai di stasiun Moskwa pada 2001.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Foto kereta berlapis baja Kim Jong Il saat sampai di stasiun Moskwa pada 2001.
Komandan militer Rusia, Konstantin Pulikovsky, yang mendampingi mantan pemimpin Korea Utara dalam perjalanannya pada 2001, berbicara tentang kemewahan kereta berlapis baja itu dalam bukunya, Orient Express.

"Anda bisa memesan hidangan apa pun dari Rusia, China, Korea, Jepang dan Perancis," ungkap Pulikovsky.

Ia mengingat ketika ia melihat lobster hidup diangkut ke kereta untuk memastikan ketersediaan hidangan segar, sementara kotak anggur merah dari Bordeaux dan Burgundy juga dikirim dari Paris.

Bahkan kereta pribadi Putin "tidak memiliki kenyamanan (sekelas) kereta Kim Jong Il," katanya.

Mantan diplomat Rusia lainnya, Georgy Toloraya, menulis pada 2019 tentang pengalamannya mengikuti perjalanan yang sama dengan kereta api pada 2001.

Ia menyantap makanan lezat seperti daging dari keledai dan kerang abalon--sejenis moluska--yang diterbangkan dari Pyongyang. Vodka standar Rusia juga menjadi pelengkap di perjalanan itu.

Kedua orang Rusia menyebut adanya pertunjukan dari para seniman dan penyanyi yang menghibur tamu di atas kereta.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com