Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Indonesia dalam Dinamika BRICS di Tengah Konflik China-India

Kompas.com - 20/07/2023, 10:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Membua Peluang

Selain itu, meskipun konflik China-India menghadirkan tantangan geopolitik, konflik itu juga dapat membuka peluang baru untuk kolaborasi ekonomi. Sebagai contoh, karena konflik ini mendorong kedua negara untuk mencari aliansi dan kemitraan baru, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dari China dan India.

Sebagai negara berkembang dengan pasar domestik yang besar, Indonesia dapat memberikan peluang investasi yang layak bagi kedua negara, yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Pada saat yang sama, Indonesia harus menjajaki peluang perdagangan baru dengan anggota-anggota Quad, mendiversifikasi kemitraan ekonominya, dan mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada satu negara atau blok.

Ketegangan China-India tidak dapat dipungkiri telah memperumit dinamika di dalam BRICS dan kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas. Sebagai calon anggota BRICS, Indonesia tidak boleh melihat perkembangan ini sebagai hambatan, tetapi sebagai peluang untuk membentuk jalurnya di arena global.

Dengan menunjukkan kematangan diplomatik, pandangan strategis, dan ketangguhan, Indonesia dapat menavigasi perairan yang tidak menentu ini dan memastikan posisinya sebagai pemain penting dalam perdamaian, stabilitas, dan pertumbuhan di kawasan ini. Perselisihan China-India yang meningkat merupakan ujian geopolitik yang akut bagi Indonesia, terutama dengan prospek keikutsertaannya dalam konsorsium BRICS yang semakin dekat.

Dalam menavigasi lanskap yang kompleks ini, Indonesia harus menjalankan diplomasi yang cerdik, memastikan bahwa Indonesia dapat menyeimbangkan hubungannya dengan China dan India sementara secara bersamaan mengembangkan kolaborasi strategis dengan Quad dan AS.

Pendekatan yang dilakukan Indonesia harus memprioritaskan dialog diplomatik dan penyelesaian konflik secara damai, tetap teguh menjunjung tinggi nilai-nilai inti BRICS, serta tetap waspada dan tanggap terhadap potensi gejolak geopolitik.

Sesuai dengan moto nasionalnya, "Bhinneka Tunggal Ika", Indonesia harus menavigasi gejolak yang ada, mengakui perbedaan tetapi tetap membina kerja sama dan mengadvokasi hidup berdampingan secara damai. Sebagai kekuatan global yang baru muncul, tanggung jawab ada di tangan Indonesia untuk memastikan bahwa konflik China-India selaras dengan tujuan yang lebih luas dari forum BRICS.

Indonesia harus berusaha untuk mempromosikan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan bersama dan manfaat bersama bagi semua anggota, baik yang sudah ada maupun yang akan datang, menggarisbawahi peran Indonesia yang sangat penting di dalam komunitas internasional. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com