MALINDI, KOMPAS.com - Kepolisian Kenya telah menemukan 89 jenazah di kawasan hutan dekat Kota Malindi. Mereka diyakini mematuhi pimpinan sebuah sekte yang meminta para pengikutnya untuk mati kelaparan agar bisa "bertemu Yesus".
Kuburan-kuburan dangkal tersebut ditemukan di Hutan Shakahola, tempat 15 anggota jemaat Good News International Church (Gereja Internasional Kabar Baik) diselamatkan dalam keadaan hidup, pekan lalu.
Para anggota yang berhasil diselamatkan menolak bantuan. Sebab, mereka percaya akan masuk surga jika membiarkan diri mati kelaparan.
Baca juga: Korban Ajaran Sesat Gereja di Kenya yang Praktikkan Kelaparan Terus Naik, 73 Mayat Ditemukan
Pendeta Makenzie Nthenge merupakan kepala dari gereja itu dan disebut oleh media KBC sebagai “pemimpin sekte”. Ia saat ini berada dalam tahanan bersama dengan 14 anggota jemaat lainnya, sambil menunggu panggilan sidang.
Salah satu kuburan diyakini berisi lima jenazah dari keluarga yang sama--tiga anak dan kedua orang tua mereka.
Nthenge membantah melakukan kejahatan, tetapi bandingnya ditolak. Dia berkeras bahwa dia menutup gerejanya pada 2019.
Ia diduga menyuruh para pengikutnya untuk membuat diri mati kelaparan agar bisa “bertemu dengan Yesus”.
Palang Merah Kenya mengatakan, lebih dari 200 orang telah dilaporkan hilang di pusat konseling dan pencarian. Mereka telah mendirikan rumah sakit di dekat area tersebut.
Polisi menangkap Nthenge pada 15 April setelah ditemukan empat jenazah yang diduga meninggal karena kelaparan.
Baca juga:
Victor Kaudo dari Pusat Keadilan Sosial Malindi mengatakan kepada media Citizen TV:
"Ketika berada di hutan ini dan melihat sebuah salib besar yang tinggi, kami tahu itu berarti ada lebih dari lima orang dimakamkan di sana,“ ujarnya.
Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki, mengatakan seluruh 800 hektare hutan itu telah ditutup dan dinyatakan sebagai TKP. Ia juga meminta agar Nthenge, yang diduga sebagai pemimpin sekte, menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji.
Nthenge diduga menamai tiga desa Nazareth, Bethlehem, dan Yudea. Dia membaptis pengikutnya di kolam dan menyuruh mereka berpuasa, sebagaimana dilaporkan The Standard.
Kenya merupakan negara yang penduduknya religius dan sebelumnya ada beberapa kasus ketika orang-orang dibujuk bergabung dengan gereja atau sekte yang sifatnya berbahaya dan tidak diatur.
Baca juga: Diludahi Saat Menikah, Tradisi Unik Suku Maasai di Kenya
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.