NAIROBI, KOMPAS.com - 60 wanita Kenya yang pernah menjalani mutilasi alat kelamin wanita atau FGM melakukan operasi rekonstruksi klitoris.
Dipraktikkan di 30 negara di Afrika, Timur Tengah dan Asia, FGM melibatkan penghilangan sebagian atau seluruh bagian luar klitoris yang terlihat.
Dilansir dari Reuters, FGM ilegal di Kenya, tetapi 21 persen anak perempuan dan perempuan berusia 15 hingga 49 tahun telah mengalaminya, menurut Dana Kependudukan PBB.
Baca juga: Demi Orgasme Maksimal, Swedia Tawarkan Rekonstruksi Klitoris
Berakar pada konvensi sosial dan kepercayaan budaya tentang feminitas dan seksualitas, FGM sangat berbahaya dalam jangka pendek dan panjang.
Beberapa gadis meninggal, atau menderita konsekuensi seumur hidup seperti infeksi saluran kemih dan vagina, masalah seksual, komplikasi persalinan, dan rasa sakit psikologis.
Operasi rekonstruksi ditawarkan selama kunjungan selama seminggu ke Nairobi bulan ini oleh ahli bedah AS Marci Bowers, yang diselenggarakan oleh LSM Clitoraid.
Baca juga: Hidup dengan Dua Vagina, Wanita Australia Ini Ungkap Suka Dukanya
Bowers telah mengoperasi ratusan wanita Kenya selama dua kunjungan sebelumnya, pada 2017 dan 2019.
Baca juga: Berkedok Dokter Kandungan, Predator Seksual Tipu 400 Wanita Periksa Alat Kelamin via Video Call
"Ini mengubah hidup, dan ini adalah istilah yang kami dengar berulang kali. Mereka mengatakan mereka merasa seperti memiliki rasa kewanitaan mereka kembali," kata Bowers, pelopor dalam bidang ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.