Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2023, 18:15 WIB

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim angkat suara soal penyelidikan KPK-nya Malaysia, Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC), terkait dugaan korupsi partai Bersatu yang menyeret nama mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin.

Diberitakan sebelumnya, MACC menginterogasi Muhyiddin atas dugaan korupsi di Bersatu yang dituduh menyalahgunakan dana publik yang dialokasikan untuk memerangi Covid-19.

Para pendukung Muhyiddin lantas menuding bahwa interogasi terhadap sang mantan PM Malaysia itu bermuatan politik, sebagaimana dilansir The Star, Kamis (9/3/2023).

Baca juga: Eks PM Malaysia Muhyiddin Yassin Diinterogasi atas Dugaan Korupsi Dana Covid oleh Partainya

Saat ditanya wartawan mengenai tanggapannya mengenai tudingan dari para pendukung Muhyiddin tersebut, Anwar mengatakan dia tidak pernah ikut campur dalam penanganan kasus apa pun oleh pihak berwenang.

“Jika ada investigasi oleh MACC yang dianggap bermotif politik, apakah itu berarti tidak ada yang bisa diinvestigasi atau ditangkap? Kalau begitu, apakah berarti semua kasus korupsi besar harus diabaikan?” kata Anwar kepada wartawan di Kuala Lumpur.

Dia mengatakan setiap kasus ditinjau berdasarkan wewenang dari masing-masing lembaga terkait.

“Untuk saat ini, kami belum mengetahui detailnya. Kami hanya tahu dia (Muhyiddin) telah dipanggil untuk diinterogasi,” ujar Anwar.

Baca juga: Muhyiddin Yassin Kecewa Susunan Kabinet Anwar Ibrahim

Dia menambahkan, siapa pun yang ingin Malaysia bersih dari korupsi, harus melihat dengan sudut pandang yang didasarkan pada fakta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Yang saya sampaikan selama ini tentang Jana Wibawa dan penanganan banjir itu berdasarkan dokumen Kementerian Keuangan, bukan MACC atau Kejaksaan Agung,” tutur Anwar.

Untuk diketahui, Jana Wibawa adalah program yang diperkenalkan saat Muhyiddin menjabat sebagai PM Malaysia. Program ini merupakan inisiatif stimulus Covid-19 untuk membantu para kontraktor pribumi.

Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim: Kalau Mau Kaya, Jadilah Pengusaha, Bukan Menteri

Halaman:
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+