Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks PM Malaysia Muhyiddin Yassin Diinterogasi atas Dugaan Korupsi Dana Covid oleh Partainya

Kompas.com - 09/03/2023, 15:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) pada Kamis (9/3/2023) menginterogasi mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin atas dugaan korupsi partainya, Bersatu.

Partai Bersatu dituduh menyalahgunakan dana publik yang dimaksudkan untuk memerangi Covid-19.

Muhyiddin Yassin menjabat PM Malaysia selama 17 bulan pada 2020-2021, ketika "Negeri Jiran" berada di puncak pertempuran melawan virus corona. Ia sekarang memimpin koalisi oposisi.

Baca juga: Muhyiddin Yassin Tak Terima Kalah, Tuntut Anwar Ibrahim Buktikan Dukungan dari Parlemen

MACC belum berkomentar mengapa mereka menanyai Muhyiddin. Interogasi dilakukan beberapa minggu setelah menyelidiki dugaan penyalahgunaan dana pandemi oleh Partai Bersatu.

Muhyiddin (75) pada Rabu (8/3/2023) menulis di Facebook bahwa dia diminta hadir di hadapan MACC, tetapi tidak mengungkapkan alasannya.

Keesokan harinya, Muhyiddin mengunjungi kantor MACC di Putrajaya, ibu kota administratif Malaysia, tetapi tidak berbicara kepada wartawan yang menantinya di luar.

MACC pada Februari 2023 membekukan rekening bank Bersatu, dan dua pemimpin partai itu didakwa melakukan suap terkait program pemulihan ekonomi yang diluncurkan Pemerintahan Muhyiddin.

Adapun Muhyiddin yang merupakan presiden Partai Bersatu membantah melakukan kesalahan.

Menurut para pendukung Muhyiddin, penyelidikan ditujukan untuk mendiskreditkan Partai Bersatu menjelang pemilihan kepala negara bagian pada Juli 2023.

Baca juga:

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menuduh miliaran ringgit dana bantuan Covid dicairkan tanpa prosedur yang tepat saat Muhyiddin menjabat.

Nama Muhyiddin Yassin naik daun selama masa jabatan Perdana Menteri Najib Razak, yang sekarang menjalani hukuman penjara 12 tahun karena korupsi terkait dana investasi negara 1MDB.

Dia berselisih dengan Najib pada 2015, ketika dipecat setelah mengkritik Pemerintah Malaysia terkait skandal 1MDB.

Muhyiddin kemudian bergabung dengan partai yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan membantu menggulingkan Najib serta partainya, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Namun, Muhyiddin selanjutnya menggandeng UMNO untuk menggalang dukungan guna memuluskan langkahnya ke Seri Perdana, menjadi PM Malaysia.

Baca juga: Profil Muhyiddin Yassin: Perdana Menteri Malaysia Tersingkat, Cuma 17 Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com