PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) pada Kamis (9/3/2023) menginterogasi mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin atas dugaan korupsi partainya, Bersatu.
Partai Bersatu dituduh menyalahgunakan dana publik yang dimaksudkan untuk memerangi Covid-19.
Muhyiddin Yassin menjabat PM Malaysia selama 17 bulan pada 2020-2021, ketika "Negeri Jiran" berada di puncak pertempuran melawan virus corona. Ia sekarang memimpin koalisi oposisi.
Baca juga: Muhyiddin Yassin Tak Terima Kalah, Tuntut Anwar Ibrahim Buktikan Dukungan dari Parlemen
MACC belum berkomentar mengapa mereka menanyai Muhyiddin. Interogasi dilakukan beberapa minggu setelah menyelidiki dugaan penyalahgunaan dana pandemi oleh Partai Bersatu.
Muhyiddin (75) pada Rabu (8/3/2023) menulis di Facebook bahwa dia diminta hadir di hadapan MACC, tetapi tidak mengungkapkan alasannya.
Keesokan harinya, Muhyiddin mengunjungi kantor MACC di Putrajaya, ibu kota administratif Malaysia, tetapi tidak berbicara kepada wartawan yang menantinya di luar.
MACC pada Februari 2023 membekukan rekening bank Bersatu, dan dua pemimpin partai itu didakwa melakukan suap terkait program pemulihan ekonomi yang diluncurkan Pemerintahan Muhyiddin.
Adapun Muhyiddin yang merupakan presiden Partai Bersatu membantah melakukan kesalahan.
Menurut para pendukung Muhyiddin, penyelidikan ditujukan untuk mendiskreditkan Partai Bersatu menjelang pemilihan kepala negara bagian pada Juli 2023.
Baca juga:
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menuduh miliaran ringgit dana bantuan Covid dicairkan tanpa prosedur yang tepat saat Muhyiddin menjabat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.