Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2023, 22:31 WIB

Penulis: VOA Indonesia

KABUL, KOMPAS.comTaliban pada Minggu (19/2/2023) mengatakan mereka sedang mengusahakan untuk mengubah bekas pangkalan militer asing di Afghanistan menjadi pusat-pusat bisnis dan perdagangan khusus untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di negara yang dilanda perang itu.

Mullah Abdul Ghani Baradar, wakil perdana menteri Taliban untuk urusan ekonomi, memimpin pertemuan di ibu kota, Kabul, dan mengarahkan pejabat terkait untuk melanjutkan rencana tersebut, kata kantornya.

“Setelah diskusi secara menyeluruh, diputuskan bahwa Kementerian Perindustrian dan Perdagangan harus secara bertahap menguasai pangkalan militer yang tersisa dari pasukan asing dengan maksud mengubahnya menjadi zona ekonomi khusus,” demikian isi pernyataan tersebut.

Baca juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Ikut Ujian Masuk Universitas Swasta

Kemudian disebutkan juga tanpa rincian lebih lanjut bahwa operasi percontohan akan mulai mengubah pangkalan di Kabul dan provinsi Balkh di Afghanistan utara.

“Ya, Bagram termasuk di antara pangkalan militer yang diubah menjadi zona ekonomi khusus di dalam rencana yang diumumkan hari ini,” kata kepala juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kepada VOA, ketika ditanya mengenai status bekas fasilitas militer luas yang dulu dikelola oleh Amerika Serikat itu.

Bagram, yang terletak sekitar 70 kilometer di utara Kabul, selama hampir 20 tahun berfungsi sebagai pusat kegiatan misi kontraterorisme AS melawan operasi Al-Qaeda di Afghanistan dan operasi militer melawan pemberontak Taliban.

Uni Soviet membangun Pangkalan Udara Bagram pada 1950 dan menggunakannya selama pendudukan Soviet di Afghanistan antara tahun 1979 hingga 1989.

Baca juga: Cara Penjual Afghanistan Akali Larangan Manekin Taliban

Taliban kesulitan meningkatkan perekonomiannya sejak kembali berkuasa pada Agustus 2021 ketika pasukan AS dan NATO ditarik setelah hampir selama dua dekade berperang melawan Taliban dan sekutu Al-Qaeda mereka di Afghanistan.

Pengambilalihan Afghanistan oleh kelompok pemberontak itu telah mendorong AS dan negara-negara Barat lainnya untuk menghentikan aliran dana pembangunan ke perekonomian Afghanistan yang sangat bergantung pada bantuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com