Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Kembalikan Artefak Jarahan Tentara Inggris ke Nigeria, Perunggu Kerajaan Benin

Kompas.com - 01/01/2023, 20:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

BERLIN, KOMPAS.com - Jerman resmi mengembalikan 22 artefak yang dijarah oleh tentara Inggris pada abad ke-19 ke Nigeria, dalam upacara yang diadakan di ibu kota Abuja.

Pengembalian Perunggu-Perunggu Benin ini menyusul perjanjian yang ditandatangani pada awal tahun ini, untuk memindahkan kepemilikan lebih dari 1.000 benda berharga tersebut.

Namun bagi sebagian ahli, pengembalian benda-benda ini saja masih kurang, dan hanya mewakili jumlah yang sedikit bila dibandingkan dengan apa yang masih disimpan di Jerman.

Baca juga: Indonesia Minta Belanda Kembalikan Artefak yang Dijarah, Termasuk Tulang Manusia Jawa

Pada Juli, Nigeria berkata ini adalah pertama kalinya ada negara Eropa yang melakukan perjanjian semacam ini.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berkata, ini adalah bagian dari usaha negaranya untuk menghadapi sejarah gelap kolonial.

Berbicara di Abuja pada Selasa (20/12/2022), dia menambahkan bahwa ini adalah kesempatan untuk memperbaiki beberapa kesalahan di masa lalu.

Di era kolonial, Jerman menguasai sebagian wilayah Barat, Timur, dan Afrika Selatan hingga akhir Perang Dunia I.

Baca juga: Pemerintah Australia Serahkan Artefak Bersejarah kepada Indonesia

Tahun lalu, Jerman secara resmi mengakui mereka melakukan genosida selama pendudukannya di Namibia.

Para serdadu kolonial Jerman membunuh puluhan ribu orang-orang Ovaherero dan Nama di sana, antara 1904-1908.

Beberapa tahun terakhir, Jerman telah mengembalikan sisa-sisa jasad manusia ke Namibia, beberapa di antaranya pernah digunakan dalam riset tentang klasifikasi rasial yang kini telah didiskreditkan.

"Pemerintah dari negara saya dulu membawa perunggu-perunggu ini, mengetahui bahwa mereka hasil rampokan dan curian. Setelah itu, kami tak mengacuhkan permintaan Nigeria untuk mengembalikan mereka untuk waktu yang sangat lama. Adalah hal yang salah untuk mengambil perunggu-perunggu ini dan hal yang salah untuk menyimpannya," kata Baerbock, dikutip dari media Jerman DW.

Baca juga: Dituduh Menyelundupkan Artefak, Ahli Geologi Inggris Dihukum 15 Tahun Penjara di Irak

Apa sejarah di baliknya?

Di antara barang-barang yang dikembalikan adalah beberapa kepala untuk upacara adat dari Kerajaan Benin.AFP via BBC INDONESIA Di antara barang-barang yang dikembalikan adalah beberapa kepala untuk upacara adat dari Kerajaan Benin.

Di antara benda-benda yang dikembalikan adalah sejumlah kepala untuk upacara adat yang terkenal, sebuah ukiran gading, dan plakat dekorasi.

Istilah Perunggu Benin merujuk pada ribuan patung besi, plakat, dan ukiran yang dibuat pada abad ke-15 hingga abad ke-19 yang dijarah oleh tentara Inggris pada 1897 dari Kerajaan Benin di Afrika Barat, yang di era modern ini adalah Negara Bagian Edo di Nigeria.

Patung-patung ini, yang dihargai karena kecantikan dan kerumitan seni secara teknis, sangat penting secara spiritual dan sejarah untuk orang-orang di bagian Nigeria tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com