BERLIN, KOMPAS.com - Jerman resmi mengembalikan 22 artefak yang dijarah oleh tentara Inggris pada abad ke-19 ke Nigeria, dalam upacara yang diadakan di ibu kota Abuja.
Pengembalian Perunggu-Perunggu Benin ini menyusul perjanjian yang ditandatangani pada awal tahun ini, untuk memindahkan kepemilikan lebih dari 1.000 benda berharga tersebut.
Namun bagi sebagian ahli, pengembalian benda-benda ini saja masih kurang, dan hanya mewakili jumlah yang sedikit bila dibandingkan dengan apa yang masih disimpan di Jerman.
Baca juga: Indonesia Minta Belanda Kembalikan Artefak yang Dijarah, Termasuk Tulang Manusia Jawa
Pada Juli, Nigeria berkata ini adalah pertama kalinya ada negara Eropa yang melakukan perjanjian semacam ini.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berkata, ini adalah bagian dari usaha negaranya untuk menghadapi sejarah gelap kolonial.
Berbicara di Abuja pada Selasa (20/12/2022), dia menambahkan bahwa ini adalah kesempatan untuk memperbaiki beberapa kesalahan di masa lalu.
Di era kolonial, Jerman menguasai sebagian wilayah Barat, Timur, dan Afrika Selatan hingga akhir Perang Dunia I.
Baca juga: Pemerintah Australia Serahkan Artefak Bersejarah kepada Indonesia
Tahun lalu, Jerman secara resmi mengakui mereka melakukan genosida selama pendudukannya di Namibia.
Para serdadu kolonial Jerman membunuh puluhan ribu orang-orang Ovaherero dan Nama di sana, antara 1904-1908.
Beberapa tahun terakhir, Jerman telah mengembalikan sisa-sisa jasad manusia ke Namibia, beberapa di antaranya pernah digunakan dalam riset tentang klasifikasi rasial yang kini telah didiskreditkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.