Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Minta Belanda Kembalikan Artefak yang 'Dijarah', Termasuk Tulang 'Manusia Jawa'

Kompas.com - 22/10/2022, 08:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Indonesia meminta Belanda mengembalikan delapan koleksi artefak sejarah dari museumnya, termasuk tulang belulang “Manusia Jawa”, fosil pertama spesies Homo erectus yang diyakini sebagai asal evolusi manusia.

Artefak yang diklasifikasikan sebagai “jarahan” oleh Indonesia, termasuk patung-patung dari kerajaan Hindu kuno di Jawa, Singhasari, barang-barang pribadi milik pahlawan nasional Indonesia.

Dan tentunya tulang belulang yang digali di Jawa pada abad ke-19 oleh ahli paleoantropologi Belanda Eugene Dubois, yang menjadi dikenal sebagai Manusia Jawa.

Baca juga: Di Sela Kongres Partai Komunis China, Beijing Sampaikan Dukungan Presidensi G20 Indonesia

“Tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan barang-barang tersebut dan menghasilkan pengetahuan,” Bonnie Triyana, seorang sejarawan dan anggota tim Indonesia yang mengerjakan repatriasi, mengatakan kepada Reuters, pada Jumat (21/10/2022).

Bonnie mengatakan fokus utama tim adalah koleksi milik negara di museum nasional, termasuk Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis Belanda, yang menampung tulang paha dan tengkorak Manusia Jawa.

“Artefak-artefak ini adalah tanda dari peristiwa yang jauh lebih besar,” kata Bonnie, menambahkan bahwa permintaan itu telah diajukan sejak Juli.

Sebagai koloni Belanda antara 1800 dan 1949, Indonesia dikenal sebagai Hindia Belanda dan merupakan sumber kekayaan penting bagi Belanda karena eksploitasi sumber daya alam dan perdagangan rempah-rempah, logam mulia dan mineral.

Baca juga: AS dan Indonesia Luncurkan Inisiatif Baru, Genjot Percepatan Pembangunan Papua

Media berita Belanda telah melaporkan permintaan panjang lebar dari Indonesia minggu ini.

Surat kabar harian Trouw melaporkan pada Selasa (18/10/2022) bahwa daftar artefak yang diminta oleh Indonesia sangat luas.

Itu termasuk koleksi lengkap Dubois yang disimpan di Naturalis, yang terdiri dari sekitar 40.000 fosil yang digali di Indonesia antara tahun 1887 dan 1900.

“Mahakarya mutlak dari koleksi Dubois, tulang belulang yang disebut Manusia Jawa, bahkan disebutkan secara eksplisit,” lapor Trouw. 

Pertanyaan tentang keamanan artefak

Seorang juru bicara Naturalis mengatakan kepada surat kabar itu bahwa pihaknya telah memperkirakan permintaan seperti itu dari Indonesia dan bahwa museum akan bekerja sama, meskipun pertanyaan tentang keamanan artefak perlu ditangani.

“Kami memahami klaim Indonesia. Tetapi pertanyaannya juga: Di mana koleksi tersebut dapat disimpan, diakses, dan diteliti dengan aman? Saya rasa saya tahu jawabannya,” kata Trouw mengutip juru bicara tersebut sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Genjot Transisi Energi di Indonesia, Ada Peluang Pembiayaan Non-publik

Kementerian pendidikan dan sains di Belanda, yang mengoordinasikan proses pemulangan, tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Outlet berita NRC melaporkan bahwa Bonnie – anggota tim repatriasi Indonesia – mengatakan daftar delapan koleksi dan artefak hanyalah permulaan, dan bahwa koleksi Dubois dan Manusia Jawa telah menjadi fokus diskusi antara Indonesia dan Belanda sejak 1954.

“Belum diketahui kapan Indonesia akan menyusun sisa daftar. Menurut peneliti, diperkirakan ada 300.000 benda koleksi Belanda yang bisa jadi merupakan hasil jarahan kolonial,” lapor NRC, pada Selasa (18/10/2022).

Belanda sebelumnya telah mengembalikan barang-barang museum ke Indonesia, termasuk keris milik pangeran Diponegoro, yang dikembalikan pada tahun 2020.

Baca juga: Indonesia Sambut Baik Sikap Australia Batal Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com