Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Perbatasan China-India Kembali Memanas

Kompas.com - 14/12/2022, 09:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com – Situasi di perbatasan China dan India di wilayah Himalaya kembali panas setelah dua tahun relatif tenang.

Pasukan patroli India dan China bentrok lagi pada 9 Desember 2022.

Bentrok terakhir yang terjadi pada 2020 sendiri telah menewaskan 20 tentara India dan 4 tentara China.

Baca juga: China Gugat AS di WTO Masalah Pembatasan Perdagangan Chip

Bentrok China-India terbaru tepatnya terjadi di sektor Tawang di negara bagian Arunachal Pradesh di Himalaya timur laut India, yang berbatasan dengan China selatan dan juga diklaim oleh Beijing.

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh menjelaskan, insiden ini dipicu ketika pasukan China merambah ke wilayah India dan ”secara sepihak mencoba mengubah status quo di sepanjang perbatasan yang disengketakan di dekat Sungai Yangtze.

Menurut dia, tidak ada tentara India yang terluka parah.

Selanjutnya, pasukan dari kedua belah pihak segera mundur dari daerah itu.

Sebuah pernyataan dari tentara India pada Senin (12/12/2022) menyebutkan, pasukan pada kedua belah pihak mengalami luka ringan.

Baca juga: Hotel Kabul yang Populer di Kalangan Warga Negara China Diserang ISIS, Ada Ledakan dan Rentetan Tembakan

Singh mengatakan, komandan militer setempat bertemu pada Minggu (11/12/2022) untuk membahas insiden. Adapun Pemerintah India berbicara dengan China melalui saluran diplomatik.

Sementara itu, Juru Bicara Komando Teater Barat Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) pada Selasa mengatakan, pasukan India secara ilegal melewati garis untuk memblokir patroli rutin pasukan perbatasan China.

"Kami mendesak pihak India untuk secara ketat mengontrol dan menahan pasukan garis depan, dan bekerja sama dengan China untuk menjaga perdamaian dan keamanan di perbatasan," kata juru bicara itu, dikutip dari Reuters.

Sebuah sumber pertahanan India mengatakan kepada Reuters bahwa tim patroli dari kedua belah pihak sempat berhadapan langsung di salah satu puncak dan dalam pertarungan tangan kosong selanjutnya, beberapa tentara jatuh ke permukaan berbatu dan melukai satu sama lain.

Dua sumber lain mengatakan sekitar setengah lusin tentara India menderita luka ringan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan pada konferensi pers bahwa situasi di perbatasan "secara umum stabil".

Departemen Luar Negeri AS mengatakan sedang memantau situasi dengan cermat.

Pada jumpa pers reguler, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan India adalah mitra strategis penting bagi Washington.

Baca juga: China Kirim 18 Pesawat Pengebom Berkemampuan Nuklir ke Zona Pertahanan Taiwan

Dia menyebut, Amerika Serikat senang mendengar bahwa kedua belah pihak tampaknya dengan cepat melepaskan diri dari bentrokan.

"Kami sangat menentang setiap upaya sepihak untuk memajukan klaim teritorial dengan serangan, militer atau sipil, melintasi perbatasan," katan dia.

"Kami mendorong India dan China untuk memanfaatkan saluran bilateral yang ada untuk membahas batas-batas yang disengketakan," tutur Ned Price.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com