Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zelensky: Wilayah Ukraina Seluas Kamboja Kini Terkontaminasi Ranjau

Kompas.com - 14/12/2022, 08:20 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu (14/12/2022) menyerukan bantuan jangka panjang untuk membersihkan negaranya dari ranjau dan persenjataan lain yang belum meledak.

Dia menyebut wilayah Ukraina yang terkontaminasi ranjau dan persenjataan lain yang belum meledak sekarang mencapai seluas Kamboja.

Zelensky berkata demikian dalam pidato video ke parlemen Selandia Baru.

Baca juga: Zelensky Minta Rusia Mundur Saat Natal Tahun Ini

Dia menggambarkan invasi Rusia yang hampir berlangsung setahun sebagai "ekosida" yang akan berdampak lama dan memohon Selandia Baru dan negara lainnya untuk meningkatkan bantuan.

"Sampai sekarang, 174.000 kilometer persegi (67.000 mil persegi) wilayah Ukraina terkontaminasi ranjau dan persenjataan yang belum meledak," kata Zelensky kepada anggota parlemen.

Itu adalah area yang kira-kira seukuran Kamboja, Suriah, atau Uruguay.

Zelensky mendesak Selandia Baru yang militernya memiliki pengalaman luas dalam pembersihan ranjau untuk membantu memimpin upaya pembersihan.

"Tidak ada kedamaian yang nyata bagi setiap anak yang bisa meninggal karena ranjau anti-personel Rusia yang tersembunyi," kata Zelensky, dikutip dari Kantor berita AFP.

Baca juga: Zelensky Gencarkan Diplomasi, Biden Beri Sinyal Dukungan Tambahan Pertahanan Udara Ukraina

Dia menambahkan bahwa Laut Hitam dan Laut Azov yang berdekatan juga dikotori dengan ranjau dan telah kehilangan ratusan ribu makhluk hidup.

"Mereka yang mati akibat permusuhan," ucap Zelensky.

Pemimpin Ukraina telah berpidato di depan puluhan parlemen asing selama 10 bulan terakhir, berusaha mempertahankan dan memperkuat koalisi global untuk mendukung upaya pertahanan Ukraina.

Selandia Baru sejauh ini telah memasok Kyiv dengan peralatan dan pelatihan militer dalam jumlah sedang.

Selandia Baru juga telah mengirim lebih dari 100 personel ke Eropa untuk memberikan nasihat kepada Angkatan Bersenjata Ukraina tentang keprajuritan.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengindikasikan negaranya akan bersedia membantu upaya pembersihan dan membangun kembali negara itu.

"Saya ingin mengakui seruan Anda lebih lanjut untuk dukungan, terutama seputar dampak perang jangka panjang, termasuk dampak jangka panjang terhadap lingkungan," kata Ardern.

"Kami bersamamu saat kamu mencari kedamaian, begitu juga kami akan bersamamu saat kamu membangun (Ukraina) kembali," tutur dia.

Baca juga: Ini Sejumlah Kutipan Paling Terkenal 2022, Ada dari Zelensky, Trump dan Chris Rock Seusai Ditampar

Pemerintah Selandia Baru pada Rabu menjanjikan tambahan bantuan kemanusiaan sebesar 2 juta dollar AS untuk membantu Ukraina melewati musim dingin.

Selandia Baru juga menyoroti sanksi yang diberlakukan sehari sebelumnya terhadap Iran, yang telah memberi Rusia sejumlah drone yang menyerang kota-kota dan infrastruktur Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com