“Ada laporan dari rumah sakit Kasra (di Teheran) yang mengatakan secara efektif pada saat dia sampai di rumah sakit dia sudah meninggal dari sudut pandang medis. Dia menderita gegar otak akibat pukulan di kepala,” papar Mortezaei.
Pihak berwenang Iran kemudian menekan keluarga Mahsa Amini untuk tampil di TV Iran. Ada pula upaya untuk membungkam orang tua dan saudara laki-lakinya agar tidak berbicara.
Mortezaei mengatakan, Mahsa Amini tidak terlibat dalam politik, meskipun ada klaim yang dibuat di beberapa media yang didukung pemerintah Iran.
Baca juga: Siapa Mahsa Amini yang Membuat Warga Iran Demo hingga Lepas Jilbab?
Ditanya tentang dampak kematian Nona Amini, Mortezaei menjawab, “kematian Mahsa menjadi pemicu gerakan protes ini di Iran dan Kurdistan.Mahsa adalah suara kemarahan rakyat Iran saat ini,” kata Mortezaei.
Mortezaei menyampaikan, pihak keluarganya meminta masyarakat internasional untuk datang membantu mereka dan memastikan bahwa rezim Iran bertanggung jawab atas kematian Mahsa Amini.
TV pemerintah Iran melaporkan, 26 pengunjuk rasa dan polisi telah tewas sejak kekerasan meletus akhir pekan lalu.
Sedangkan laporan lain menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 41 jiwa.
Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini di Iran Tewaskan 36 Orang
Presiden Iran Ebrahim Raisi sebelumnya mengatakan bahwa Iran harus menangani mereka yang menentang keamanan dan ketenangan negara dengan tegas.
Mahsa Amini merupakan etnis Kurdi, kelompok minoritas di Iran yang sebagian besar tinggal di bagian barat negara itu.
Meski demikian, aksi demonstrasi di Iran saat ini tidak memandang etnis dan telah menyebar ke hampir setiap provinsi.
Baca juga: Kronologi Kematian Mahsa Amini Iran, Picu Seminggu Amarah Massa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.