Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Keluarga Mahsa Amini: Dia Disiksa dan Dihina Sebelum Meninggal

Kompas.com - 26/09/2022, 11:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Sky News

TEHERAN, KOMPAS.com – Menurut pengakuan sepupu Mahsa Amini, Erfan Mortezaei, wanita muda berusia 22 tahun itu disiksa dan dihina sebelum meninggal.

Pengakuan tersebut disampaikan Mortezaei dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sky News.

Dia meminta masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban rezim Iran atas kematian Mahsa Amini.

Baca juga: Presiden Iran Sebut Demo Harus Ditindak Tegas

Mortezaei adalah anggota keluarga Mahsa Amini pertama yang berbicara kepada media Barat sejak kematian Mahsa Amini diumumkan pada 16 September.

Sebelum diumumkan meninggal, Mahsa Amini ditangkap polisi moral Iran di Teheran karena dianggap tidak menutupi kepalanya dengan benar pada 13 September.

Kematian Mahsa Amini memicu aksi protes besar dan merembet dengan cepat ke seluruh penjuru negeri, serta menarik perhatian internasional.

Kemarahan atas kematian Mahsa Amini meningkat menjadi beberapa demo serius di Iran, dengan puluhan orang tewas ketika pihak berwenang berusaha untuk menekan kerusuhan.

Mortezaei sendiri adalah seorang aktivis politik dan pejuang Peshmerga yang tinggal di Irak, dekat perbatasan Iran.

Baca juga: Kronologi Demo Kematian Mahsa Amini di Iran, 8 Malam Berturut-turut, 50 Orang Tewas

Berbicara kepada Sky News di Sulaymaniyah, wilayah Kurdi di Irak utara, Mortezaei menyampaikan bahwa Mahsa Amini awalnya berbelanja di Teheran dengan sejumlah kerabat termasuk saudara laki-lakinya, Ashkan.

Mortezaei mengatakan, rombongan Mahsa Amini tiba-tiba diadang oleh polisi moral, sebagaimana dilansir Sky News, Minggu (25/9/2022).

“Ketika mereka melihat Mahsa dan yang lainnya, mereka menyebut jilbabnya tidak benar. Ashkan mencoba menjelaskan kepada mereka bahwa mereka tidak berada di kota asal mereka, dan orang asing di Teheran, jadi tolong pertimbangkan itu dan mohon untuk tidak dibawa pergi,” kata Mortezaei.

“Petugas polisi menyemprotkan merica ke wajah Ashkan dan memaksa Mahsa masuk ke dalam van dan membawanya ke kantor polisi moral,” sambung Mortezaei.

Mortezaei menutukan, seorang saksi yang berada di dalam van telah memberi tahu keluarga apa yang terjadi selanjutnya.

Baca juga: Demo Iran Pecah di 80 Kota Usai Kematian Mahsa Amini

“Selama perjalanan ke kantor polisi dia disiksa dan dihina,” ucap Mortezaei.

Sesampainya di kantor polisi, Mahsa Amini mulai kehilangan penglihatannya dan pingsan. Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com