Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran Sebut Demo Harus Ditindak Tegas

Kompas.com - 24/09/2022, 22:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com – Presiden Iran Ebrahim Raisi menuturkan, aksi demonstrasi harus ditindak dengan tegas.

Hal itu disampaikan Raisi saat demo Iran terus berlanjut sejak Mahsa Amini meninggal dalam tahanan pada 16 September, tiga hari setelah ditangkap polisi moral.

Sebanyak 30 orang dilaporkan tewas saat aksi protes terus berlanjut hingga lebih dari sepekan, menurut televisi pemerintah. Demo telah merebak di 31 provinsi di Iran.

Baca juga: Kronologi Demo Kematian Mahsa Amini di Iran, 8 Malam Berturut-turut, 50 Orang Tewas

Pihak berwenang berjanji intuk menghadapi “musuh” di balik aksi demo besar yang menjalar di Iran.

Pada Jumat (23/9/2022), negara melawan aksi demo anti-pemerintah dengan menggalang demo tandingan di beberapa kota, sebagaimana dilansir Reuters.

Pada Sabtu (24/9/2022), media pemerintah mengutip Raisi yang mengatakan bahwa Iran harus menindak dengan tegas mereka yang menentang keamanan dan ketenangan negara.

Hal itu disampaikan Raisi ketika berbicara melalui sambungan telepon dengan keluarga anggota pasukan sukarelawan Basij yang terbunuh saat kerusuhan di Kota Mashhad.

Baca juga: Iran Pasang Kamera untuk Awasi Perempuan Tak Berjilbab

“(Presiden) menekankan perlunya membedakan antara protes dan mengganggu ketertiban umum dan keamanan, dan menyebut peristiwa itu kerusuhan,” lapor media pemerintah.

Aksi protes dimulai pada 16 September saat Mahsa Amini, seorang perempuan kurdi, diumumkan meninggal dunia.

Mahsa Amini sebelumnya ditangkap karena dianggap tidak menutupi rambut dan kepalanya dengan benar menggunakan jilbab.

Kematian Mahsa Amini menyalakan kembali kemarahan atas berbagai masalah termasuk pembatasan kebebasan pribadi di Iran, aturan berpakaian yang ketat untuk wanita, dan ekonomi yang terguncang akibat sanksi.

Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini di Iran Disebut Tewaskan 50 Orang

Dalam aksi protes, beberapa perempuan membakar jilbab mereka di depan umum. Beberapa perempuan juga secara terbuka memotong rambut mereka.

Kantor berita Iran melaporkan pada Sabtu bahwa 739 pengunjuk rasa telah ditangkap di Provinsi Gilan.

Akun Twitter aktivis @1500tasvir, yang memiliki 125.000 pengikut, melaporkan bahwa saluran komunikasi dengan Kota Oshnavieh telah terputus, sambungan telepon rumah juga terputus.

Oshnavieh adalah salah satu dari beberapa kota di barat laut Iran yang juga diguncang demo.

Baca juga: Demo Iran Pecah di 80 Kota Usai Kematian Mahsa Amini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com