Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kematian Mahsa Amini Iran, Picu Seminggu Amarah Massa

Kompas.com - 23/09/2022, 18:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Kematian Mahsa Amini di Iran memicu seminggu gelombang protes dari massa yang marah.

Mahsa Amini tewas setelah ditangkap polisi moral Iran pada pekan lalu, karena disebut mengenakan jilbab secara tidak pantas.

Beberapa demonstran wanita dengan berani melepaskan jilbab mereka dan melemparkannya ke api, atau secara simbolis memotong rambut di hadapan massa yang bersorak-sorai.

Baca juga: Demo Iran Pecah di 15 Kota Usai Kematian Mahsa Amini, Wanita yang Ditahan Polisi karena Jilbab

Demo Iran kali ini adalah yang terbesar di negara tersebut sejak kerusuhan November 2019 terkait kenaikan harga bahan bakar. Unjuk rasa sekarang juga dihadiri sejumlah besar perempuan.

Dikutip dari kantor berita AFP pada Kamis (22/9/2022), berikut adalah kronologi kematian Mahsa Amini Iran.

1. Penangkapan Mahsa Amini

Mahsa Amini, seorang Kurdi berusia 22 tahun, meninggal setelah 'penangkapan dengan kekerasan' karena melanggar aturan jilbab di tengah tindakan keras Iran terhadap pakaian wanita.Twitter/ Leah Rimini Mahsa Amini, seorang Kurdi berusia 22 tahun, meninggal setelah 'penangkapan dengan kekerasan' karena melanggar aturan jilbab di tengah tindakan keras Iran terhadap pakaian wanita.
Mahsa Amini adalah perempuan Kurdi berusia 22 tahun. Ia sedang berkunjung ke Teheran bersama keluarganya pada 13 September 2022 ketika ditahan polisi moral, yaitu unit polisi khusus yang memberlakukan aturan ketat pakaian untuk wanita Iran, termasuk kewajiban berjilbab.

Saudara laki-lakinya yang bernama Kiaresh mengatakan kepada situs berita Iran Wire, ketika dia menunggu di luar kantor polisi agar Mahsa Amini dibebaskan, sebuah ambulans melaju melewatinya dan membawa saudara perempuannya itu ke rumah sakit.

Dia diberitahu bahwa Mahsa Amini mengalami serangan jantung dan kejang otak lalu koma.

Polisi Teheran mengatakan, Mahsa Amini tiba-tiba menderita masalah jantung dan merilis rekaman CCTV yang menunjukkan dia pingsan di kantor polisi.

Mahsa Amini dinyatakan meninggal pada 16 September 2022 dan diumumkan televisi Pemerintah Iran setelah tiga hari koma.

Para aktivis mengatakan bahwa Mahsa Amini mengalami pukulan fatal di kepala, tetapi klaim tersebut dibantah oleh polisi. Presiden Iran Ebrahim Raisi kemudian memerintahkan penyelidikan.

Tak lama setelah kematian Mahsa Amini diumumkan, massa berkumpul di luar rumah sakit Kasra di Teheran tengah.

Di kampung halaman Mahsa Amini di Saghez, lokasi jenazahnya dimakamkan pada 17 September 2022, beberapa warga melemparkan batu ke kantor gubernur dan meneriakkan slogan-slogan anti-rezim, menurut kantor berita Iran Fars.

Kepala kantor pemeriksa medis Teheran berkata kepada stasiun tv pemerintah, penyelidikan penyebab kematian Mahsa Amini akan memakan waktu hingga tiga minggu untuk diselesaikan.

Baca juga:

2. Luapan amarah massa

Demo Iran pecah di jalan-jalan ibu kota Teheran pada Rabu (21/9/2022) atas kematian Mahsa Amini, yang tewas setelah ditahan polisi karena disebut mengenakan jilbab secara tidak pantas.AFP Demo Iran pecah di jalan-jalan ibu kota Teheran pada Rabu (21/9/2022) atas kematian Mahsa Amini, yang tewas setelah ditahan polisi karena disebut mengenakan jilbab secara tidak pantas.
Aparat keamanan pada 18 September 2022 menangkap beberapa orang di antara sekitar 500 demonstran di Sanandaj, Provinsi Kurdistan, lapor kantor berita Fars.

Halaman:

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com