Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa: Trump dan 3 Anaknya Tipu Otoritas Rp 3,76 Triliun untuk Perkaya Diri Sendiri

Kompas.com - 22/09/2022, 08:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Jaksa Agung New York Letitia James pada Rabu (21/9/2022) mengatakan, Donald Trump dan tiga anaknya menipu otoritas untuk memperkaya diri sendiri.

Trump dan ketiga anaknya disebut berbohong kepada pemungut pajak, pemberi pinjaman, dan perusahaan asuransi selama bertahun-tahun dengan tidak menyebutkan nilai propertinya secara benar.

Letitia James menambahkan, Trump dengan bantuan anak-anaknya dan orang lain di Trump Organization memberikan pernyataan palsu tentang kekayaan bersihnya dan penilaian asetnya untuk mendapatkan serta memenuhi pinjaman, mendapatkan manfaat asuransi, juga membayar pajak yang lebih rendah.

Baca juga: FBI Akhirnya Ungkap Alasan Gerebek Rumah Trump, Ini yang Dikatakan

"Singkatnya, dia berbohong untuk mendapatkan keuntungan finansial yang besar untuk dirinya sendiri," lanjutnya dikutip dari kantor berita AFP.

Investigasi ini adalah salah satu dari banyak penyelidikan kriminal, perdata, dan kongres terhadap Trump yang hendak mencalonkan diri lagi di pilpres AS 2024.

Namun, Trump kembali mengulangi pembelaannya yang sering digunakan bahwa gugatan itu adalah perburuan penyihir lain terhadapnya, sementara juru bicaranya mengecamnya sebagai langkah politik Demokrat terhadap pengusaha dari Partai Republik tersebut.

Kantor James meminta Trump membayar denda setidaknya 250 juta dollar AS (Rp 3,76 triliun)--jumlah yang menurut jaksa agung diperoleh dari penipuan--dan keluarganya dilarang menjalankan bisnis di New York.

Letitia James juga mendesak agar Trump bersama anak-anaknya yaitu Donald Trump Jr, Eric Trump, dan Ivanka Trump dilarang membeli properti di New York selama lima tahun.

"Dasar dari kekayaan bersihnya berakar pada penipuan dan ilegalitas yang luar biasa," kata James.

Baca juga:

Mahkamah Agung Negara Bagian New York tidak memiliki wewenang mengajukan tuntutan pidana, sehingga membuat rujukan kriminal ke Kementerian Kehakiman AS serta Internal Revenue Service berdasarkan penyelidikan tiga tahun.

Gugatan yang diajukan MA New York termasuk tuduhan bahwa laporan keuangan tahunan Trump selama setidaknya 10 tahun menggelembungkan nilai properti di seluruh asetnya dari resor Mar-a-Lago di Florida hingga Trump Tower di Manhattan.

Trump melakukannya untuk mendapatkan pinjaman yang menguntungkan dengan bunga dan premi yang lebih rendah, kata James, yang mencalonkan diri untuk dipilih kembali ke jabatannya pada November 2022.

Kantornya menghitung bahwa Trump dan rekan-rekannya mengeluarkan lebih dari 200 penilaian aset yang salah.

Gugatan tersebut juga mengungkapkan taktik yang digunakan Trump dan rekan-rekannya, yaitu menyatakan bahwa dia memiliki uang tunai padahal tidak, mengubah properti penilaian secara liar, dan menggunakan angka yang salah secara objektif untuk menghitung nilai properti termasuk di tripleks terkenalnya di Fifth Avenue.

Salah satu dugaan kejahatan termasuk harga pasar di properti Trump Park Avenue yang digelembungkan nilainya hingga 65 kali lipat, kata James.

Baca juga: 6 Rahasia Negara Amerika yang Diumbar Donald Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com