Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Charles III Berkuasa, Akan seperti Apa Kerajaan Inggris Nantinya?

Kompas.com - 11/09/2022, 13:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Sky News

LONDON, KOMPAS.com - Raja Charles III kini memimpin Kerajaan Inggris setelah Ratu Elizabeth II wafat. Ia juga mengepalai 14 negara Persemakmuran.

Selama berabad-abad peran konstitusional raja berkembang, dari menandatangani surat resmi, menjadi tuan rumah kunjungan kenegaraan, membuka parlemen, hingga menyerahkan penghargaan.

Bagi Charles pekerjaannya tetap sama, tetapi apakah dia akan mengikuti jejak ibunya atau akankah ada perubahan dalam pemerintahan Kerajaan Inggris?

Baca juga: Ratu Elizabeth II Wafat, Pangeran Charles Naik Takhta Jadi Raja Charles III

Ini menjadi pertanyaan mengingat Putri Elizabeth baru berusia 25 tahun ketika menjadi Ratu Elizabeth II, sedangkan Charles sekarang berusia 73 tahun saat menjadi Raja. Pada umur itu biasanya orang akan pensiun.

Dikutip dari Sky News pada Jumat (9/9/2022), berikut adalah prediksi wujud Kerajaan Inggris di bawah kepemimpinan Raja Charles III.

1. Raja Charles III lebih blak-blakan

Raja Charles III dan Permaisuri Camilla melambaikan tangan saat tiba di Istana Buckingham, London, Jumat (9/9/2022). Charles naik takhta setelah Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022) dalam usia 96 tahun dan bertakhta selama 70 tahun.AP PHOTO/KIRSTY WIGGLESWORTH Raja Charles III dan Permaisuri Camilla melambaikan tangan saat tiba di Istana Buckingham, London, Jumat (9/9/2022). Charles naik takhta setelah Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022) dalam usia 96 tahun dan bertakhta selama 70 tahun.
Tidak seperti ibunya yang dikenal suka merahasiakan pendapat pribadi, Charles tidak merahasiakan pemikiran yang benar-benar penting baginya. Dia juga meluangkan waktunya untuk beberapa masalah sosial di masyarakat.

Contohnya, selama menjadi ahli waris ia membantu kaum muda melalui Prince's Trust, membangun hubungan antaragama, memperjuangkan penyebab perubahan iklim, dan menjadi salah satu tokoh dunia paling disegani dalam masalah lingkungan.

Namun, dalam membagikan pandangannya, dia terkadang dituduh mengaburkan batas antara layanan publik dan campur tangan politik.

Pertarungan hukum panjang untuk merilis memo Laba-laba Hitam, surat yang dia tulis kepada menteri pemerintah, menimbulkan kritik bahwa dia melobi anggota parlemen dan dikhawatirkan akan menjadi "raja aktivis".

Seiring usianya yang menginjak kepala tujuh, Charles berusaha memadamkan tuduhan campur tangan dengan mengatakan, "Saya tidak sebodoh itu."

Sekarang dia akan mengadakan pertemuan mingguan dengan perdana menteri. Di pertemuan tersebut Raja Charles III memiliki hak untuk dikonsultasikan, didorong, dan diperingatkan.

Meski begitu, secara terbuka setiap kata-katanya akan dipantau untuk memastikan bahwa sebagai raja konstitusional Charles III tetap netral secara politik bahkan pada tujuan yang dia dukung sebagai Prince of Wales, gelar ketika menjadi putra mahkota.

Baca juga:

2. Peran dan tanggung jawab baru

Pangeran Charles naik takhta menjadi Raja Charles III setelah Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022). Di foto ini, Pangeran Charles duduk di sebelah mahkota ratu saat pembukaan parlemen di Istana Westminster, London, 10 Mei 2022. Ratu tidak hadir karena masalah kesehatan.AP/ALASTAIR GRANT Pangeran Charles naik takhta menjadi Raja Charles III setelah Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022). Di foto ini, Pangeran Charles duduk di sebelah mahkota ratu saat pembukaan parlemen di Istana Westminster, London, 10 Mei 2022. Ratu tidak hadir karena masalah kesehatan.
Ratu Elizabeth II dikenang karena memodernisasi monarki, membuatnya lebih mudah diakses melalui rutinitas penampilan di depan publik.

Raja Charles III kini mewarisi agenda itu dan akan terus menjalankan acara seremonial yang sibuk, program amal, dan kunjungan ke seluruh Inggris Raya.

Charles juga bakal semakin sering melakukan tur luar negeri atas nama Ratu, dan mengunjungi 14 negara Persemakmuran termasuk Kanada, Australia, dan Selandia Baru, karena dia secara otomatis menjadi kepala negara.

Raja Charles III juga harus mengambil beberapa peran kunci lainnya.

Sebagai gubernur tertinggi Gereja Inggris ia akan dikenal sebagai "Pembela Iman", tetapi ia pernah melontarkan gagasan mengubahnya menjadi "Pembela Iman-iman" untuk mencakup agama-agama lain di Inggris dan menyatukan berbagai lapisan masyarakat.

Dia juga menjadi kepala Angkatan Bersenjata yang sekarang akan berjanji melayani Raja dan negara.

Baca juga:

3. Akankah Charles III menjadi Raja yang populer?

Pangeran Charles, Prince of Wales (kiri), memangku Pangeran Louis dalam acara Platinum Pageant di London pada 5 Juni 2022 dalam bagian perayaan platinum jubilee Ratu Elizabeth II. Pangeran Charles kini menjadi Raja Charles III setelah Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022) waktu setempat.AFP/FRANK AUGSTEIN Pangeran Charles, Prince of Wales (kiri), memangku Pangeran Louis dalam acara Platinum Pageant di London pada 5 Juni 2022 dalam bagian perayaan platinum jubilee Ratu Elizabeth II. Pangeran Charles kini menjadi Raja Charles III setelah Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022) waktu setempat.
Ada suatu masa ketika citra Charles sebagai Prince of Wales jika menjadi raja bertentangan dengan minat publik.

Pernikahan yang gagal diikuti dengan kematian Putri Diana membuat popularitasnya anjlok.

Kini puluhan tahun telah berlalu. Sikap terhadap Charles tampaknya sudah melunak, dibantu oleh penerimaan yang semakin besar untuk istrinya, Camilla, yang sekarang menjadi permaisuri.

Penantian berlanjut untuk melihat sambutan publik seperti apa yang dia terima setelah menjadi Raja Charles III.

Sejak kecil dia sudah melihat ibunya, Ratu Elizabeth II, berurusan dengan kotak-kotak merah yang penuh dengan surat-surat resmi setiap hari. Setelah beranjak dewasa, Charles kerap berada di sisi ibunya untuk acara-acara kenegaraan.

Lalu dengan menjadi Raja Charles III untuk mewarisi takhta Kerajaan Inggris dari Ratu Elizabeth II, keputusan harus dibuat untuk bagaimana menjalankan masa kekuasaannya.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kecelakaan Mobil Putri Diana dan Kejanggalannya

Berita video "Perjalanan Pangeran Menjadi Raja Charles III" dapat disimak di bawah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com