Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Charles Naik Takhta Usai Ratu Elizabeth II Wafat, Karibia Tuntut Inggris Bayar Ganti Rugi Perbudakan

Kompas.com - 09/09/2022, 08:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KINGSTON, KOMPAS.com – Suksesi takhta Kerajaan Inggris memicu seruan ganti rugi atas perbudakan dan dicopotnya Raja Inggris sebagai kepala negara di kawasan Karibia.

Dalam suksesi takhta Inggris, Pangeran Charles bakal naik takhta menjadi Raja Inggris usai Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022).

Atas meninggalnya Ratu Elizabeth II, Perdana Menteri Jamaika mengatakan bahwa negaranya memulai masa berkabung.

Baca juga: Tanpa Meghan Markle, Pangeran Harry Tiba Terlebih Dulu Saat Ratu Elizabeth II Wafat

Sedangkan Perdana Menteri Antigua dan Barbuda memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sampai hari pemakaman sang ratu.

Di sisi lain, sejumlah politikus dan aktivis di negara-negara bekas koloni Inggris di Karibia menuntut agar Raja Inggris dicopot sebagai kepala negara dan agar Inggris membayar ganti rugi perbudakan.

Awal tahun ini, beberapa pemimpin Negara-negara Persemakmuran menyatakan kegelisahan mereka dalam pertemuan di Kigali, Rwanda, tentang peralihan kepemimpinan dari Elizabeth II ke Charles.

Sementara itu, safari yang dilakukan Pangeran William dan istrinya, Kate, ke Belize, Jamaika, dan Bahama para Maret direspons seruan untuk pembayaran ganti rugi dan permintaan maaf atas perbudakan.

“Ketika peran monarki berubah, kami berharap ini bisa menjadi kesempatan untuk memajukan diskusi tentang ganti rugi untuk wilayah kami,” kata Niambi Hall-Campbell, seorang akademisi yang mengepalai Komite Reparasi Nasional Bahama, Kamis.

Baca juga: Rentetan Pujian Pemimpin Dunia untuk Ratu Elizabeth II

Hall-Campbell menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Ratu Elizabeth II.

Namun, dia mencatat pernyataan Charles soal “kekejaman perbudakan yang mengerikan” dalam sebuah upacara tahun lalu yang menandai berakhirnya pendudukan Inggris ketika Barbados menjadi republik.

Hall-Campbell berharap, Charles akan memimpin dengan mencerminkan keadilan yang dibutuhkan.

Antara abad ke-15 hingga abad ke 19, lebih dari 10 juta orang Afrika dibawa dan dijadikan budak melintasi Samudra Atlantik oleh negara-negara Eropa.

Mereka yang selamat setelah melintasi Samudra Atlantik, dipaksa bekerja di perkebunan di wilayah Karibia dan Amerika.

Baca juga: Menara Eiffel Matikan Lampu, Berdukacita Ratu Elizabeth II Wafat

Tahun lalu, Pemerintah Jamaika mengumumkan rencana untuk meminta kompensasi kepada Inggris karena mengangkut secara paksa sekitar 600.000 orang Afrika untuk bekerja di perkebunan tebu dan pisang.

“Siapa pun yang akan mengambil alih posisi harus diminta untuk mengizinkan keluarga kerajaan membayar ganti rugi orang Afrika,” kata Sekretaris Jenderal Gerakan Karibia untuk Perdamaian dan Integrasi David Denny dari Barbados.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com