Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ukraina Gotong Royong Bangun Ulang Rumah Warga

Kompas.com - 15/08/2022, 13:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

NOVOSELIVKA, KOMPAS.com - Metla (66), seorang warga Ukraina, dibantu tetangganya untuk membangun lagi rumahnya menjelang musim dingin di tengah perang yang masih berkecamuk di sekitar Kyiv.

Para relawan datang hampir setiap pagi untuk mengambil apa pun yang dapat digunakan kembali, seperti tumpukan batu bata, peralatan dapur dari besi tua, dan potongan panel insulasi.

Desa Novoselivka, 140 kilometer di utara Kyiv, adalah lokasi pertempuran sengit selama serangan 36 hari di ibu kota.

Baca juga: Ukraina Berhasil Rusak Jembatan Kedua yang Penting di Wilayah yang Diduduki Rusia

Pintu-pintu logam ringsek akibat tembakan senapan mesin berat, dan rumah-rumah seperti milik Metla hancur oleh serangan darat dan udara.

“Kami menyeret apa pun yang kami bisa bawa ke ruang bawah tanah. Lima bom-- satu, dua, tiga, empat, lima--meledak di ladang belakang kami,” kata Metla dikutip dari Associated Press, Minggu (14/8/2022), sambil berdiri di tempat yang dulunya adalah ruang tamu rumahnya yang hancur.

Dia menyimpan sepeda olahraga yang terbakar dan ikon keagamaan St Nicholas sebagai pengingat kehidupan sebelum perang Rusia-Ukraina.

Pihak berwenang Ukraina bulan lalu mengatakan, negara itu mengalami kerugian lebih dari 100 miliar dollar AS (Rp 1,47 triliun) dalam kerusakan infrastruktur saja, setara dengan dua pertiga Produk Domestik Bruto (PDB) 2020.

Upaya rekonstruksi diperkirakan menelan biaya lebih dari tujuh kali lipat jumlah itu.

Baca juga:

Para pejabat kemudian meminta negara-negara Barat memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan untuk membantu meringankan beban Ukraina, dibandingkan menyumbang dengan uang sendiri.

Rumah-rumah kontainer dari Polandia sedang didirikan di dekat Novoselivka, desa yang dipenuhi dengan kebun buah-buahan, petak bunga matahari, dan kebun belakang dengan ayam, di luar kota bersejarah Chernihiv di utara.

Skala kerusakannya mendorong warga untuk bergotong-royong membangun rumah tetangga.

“Di banyak negara lain, jika rumah Anda hancur, Anda mungkin memasang tanda 'Dijual' dan pindah ke kota lain. Di sini tidak seperti itu,” kat, relawan setempat bernama Andriy Galyuga.

“Orang-orang sangat terikat dengan dari mana mereka berasal dan tidak ingin pergi.”

“Saya berharap bisa tinggal di properti saya, mungkin di rumah darurat sebagai permulaan,” ujar warga lain bernama Dynaeva.

“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami. Musim dingin akan segera tiba. Saya selalu khawatir," pungkasnya.

Baca juga: Isi Laporan Kontroversial Amnesty International Terkait Perang Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com