Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu di Rusia Coba Selamatkan 2 Putranya dari Pertempuran di Ukraina

Kompas.com - 29/05/2022, 22:01 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

MOSKWA, KOMPAS.com - Ketika dua putra Marina (bukan nama sebenarnya) dipanggil oleh angkatan bersenjata Rusia untuk menjalani wajib militer, perempuan itu tidak keberatan anak-anaknya melakukan dinas militer selama setahun.

"Saya katakan kepada mereka bahwa mereka harus mengabdi," kata Marina kepada BBC.

"Ini adalah tugas mereka kepada ibu pertiwi," tambahnya.

Baca juga: Zelensky: Para Pejabat Rusia Tak Punya Kuasa di Hadapan Putin

Namun beberapa minggu kemudian, dia mengaku mulai khawatir.

Anaknya ditugaskan di area yang dekat dengan perbatasan Ukraina.

Pada tanggal 24 Februari Presiden Vladimir Putin memerintahkan tentara Rusia untuk menginvasi Ukraina. Pada hari itu juga, Marina hilang kontak dengan putra-putranya.

"Waktu seakan berhenti bagi saya. Saya tidak bisa makan. Saya tidak bisa tidur," ujarnya.

"Saya berbalas pesan dengan para ibu peserta wajib militer lain dari unit yang sama. Ternyata banyak dari mereka yang hilang kontak dengan anak-anaknya juga".

Kremlin telah berjanji bahwa tentara wajib militer Rusia tidak akan dikirim ke Ukraina.

Jadi, di manakah anak-anak Marina?

"Saya naik ke mobil dan mulai mencari. Di telepon, salah satu komandan berkeras bahwa mereka sedang latihan militer di lapangan. Saya bilang, 'Saya sudah pergi ke semua lapangan dekat sini yang biasa dipakai latihan. Mereka tidak di sana. Mohon jangan bohong kepada saya'. Ia menutup telepon," cerita Marina.

Baca juga: Jawaban Rusia ketika Ditanya: Apa Putin Akan Menggunakan Senjata Nuklir Taktis di Ukraina?

"Pernah, karena putus asa, saya mencoba pergi sendiri ke Ukraina dengan mobil. Tentu saja, mereka tidak membiarkan saya lewat. Ada pos pengecekan di mana-mana," ungkap dia.

Kemudian, Marina pun menyaksikan laporan korban jiwa mulai berdatangan.

"Saya ditelepon seseorang yang mengatakan ada prajurit yang tewas dan terluka. Saya segera pergi ke rumah sakit militer," kata dia.

Kedua putra Marina tidak di sana, tetapi dia terkejut dengan pemandangan yang terlihat.

"Di rumah sakit militer tidak ada cukup obat atau perban. Warga setempat yang menyediakan semuanya. Para prajurit kedinginan dan kelaparan. Warga lokal yang baik hati membawa makanan dan minuman ke rumah sakit," jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com