Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas di China, Genteng sampai Meleleh dan Jalan Retak

Kompas.com - 14/07/2022, 18:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

SHANGHAI, KOMPAS.com - Shanghai dan puluhan kota di China diterjang gelombang panas, sampai mengakibatkan jalan retak dan genteng meleleh.

Kantor berita Reuters melaporkan, pada Selasa (12/7/2022) pukul 3 sore contohnya, 86 kota mengeluarkan peringatan merah yaitu yang tertinggi dalam sistem peringatan tiga tingkat.

Peringatan suhu lebih dari 40 derajat Celsius dalam 24 jam ke depan, dan proyek konstruksi serta pekerjaan luar ruangan lainnya harus dihentikan.

Baca juga: Gelombang Panas Kembali Landa Spanyol, Suhu Capai 43 Derajat Celsius, Risiko Kebakaran Hutan Tinggi

Kota Shanghai--yang masih memerangi wabah sporadis Covid-19--mengatakan kepada penduduknya yang berjumlah 25 juta untuk bersiap menghadapi cuaca panas minggu ini.

Shanghai pada Minggu (10/7/2022) mengeluarkan peringatan merah pertamanya dalam lima tahun terakhir. Sejak pencatatan dimulai pada 1873, Shanghai hanya mengalami 15 hari suhu yang melebihi 40 derajat Celsius.

Dampak positifnya adalah melonjaknya penjualan es krim, melon, serta hidangan-hidangan musim panas populer lainnya, tetapi di taman margasatwa Shanghai delapan ton es digunakan setiap hari untuk membuat singa, panda, dan hewan lainnya tidak kepanasan.

Dalam foto di media sosial, tampak petugas kesehatan Covid dengan baju hazmat memeluk balok es setinggi satu meter di tepi jalan.

"Tahun ini, cuaca panas datang sedikit lebih awal dari sebelumnya," kata warga Shanghai bernama Zhu Daren, saat putranya yang berusia lima tahun bermain di air mancur.

"Meskipun baru bulan Juli, saya merasa cuaca hangat sudah mencapai titik puncaknya. Jadi, Anda harus menyalakan AC ketika sampai di rumah dan memakai tabir surya saat keluar," lanjutnya dikutip dari Reuters.

Baca juga:

Situasi kota-kota terpanas di China

ilustrasi panas dari sinar matahari.shutterstock ilustrasi panas dari sinar matahari.
Otoritas China mengatakan, musim panas yang tidak seperti biasanya tahun ini adalah akibat dari perubahan iklim, yang pada gilirannya juga menyebabkan hujan lebat.

Di provinsi Jiangxi, ada jalan yang retak dan retakannya menyembul naik setidaknya 15 cm karena panas, menurut laporan stasiun tv pemerintah.

Nanjing, salah satu dari tiga kota terpanas di China yang terkenal dengan panasnya musim panas di sana, telah membuka tempat perlindungan bawah tanah untuk penduduk sejak Minggu (10/7/2022). Bunker masa perang ini dilengkapi dengan Wi-Fi, buku, dispenser air, bahkan oven microwave.

Kota itu mengeluarkan peringatan merah pada Selasa (12/7/2022).

Sementara itu di Chongqing, kota terpanas kedua, atap salah satu museum benar-benar meleleh. Genteng atap tradisional China juga lepas karena panas merenggangnya ikatan di bawahnya. Kota itu disebut siaga merah pada Senin (11/7/2022).

Chongqing juga mengerahkan truk penyemprot air sanitasi untuk menjaga jalannya tetap sejuk.

Gelombang panas China pekan ini yang membawa suhu, kelembaban, dan radiasi ultraviolet tinggi juga diperkirakan akan menerjang pusat kota Wuhan, kota terpanas ketiga.

Baca juga: Derita Warga India “Disengat” Gelombang Panas hingga 49 Derajat Celsius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com