Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Makanan Naik di Inggris, Dipicu Musim Panas dan Konflik Ukraina

Kompas.com - 17/06/2022, 08:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com -Harga makanan akan naik dengan cepat musim panas ini karena melonjaknya biaya, menurut prediksi analis grosir Inggris.

Dilansir CNN, harga akan naik pada tingkat 15 persen karena rumah tangga membayar lebih untuk kebutuhan pokok seperti roti, daging, susu dan buah-buahan dan sayuran, kata Institute of Grocery Distribution (IGD).

Orang yang lebih rentan pun disebut akan melewatkan waktu makan.

Baca juga: Misteri Hilangnya Jurnalis Inggris di Brasil Perlahan Terungkap, Benarkah Dibunuh?

IGD juga memperkirakan bahwa harga akan naik lebih cepat dari perkiraan Bank of England.

IGD, yang memberikan analisis kepada pedagang besar, mengatakan Inggris menghadapi tekanan biaya hidup tertinggi sejak 1970-an, terutama akibat perang Ukraina.

Baik Ukraina maupun Rusia adalah produsen biji-bijian global utama.

Negara-negara tersebut bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum global.

Baca juga: Buku Pelajaran Terbaru Hong Kong Utak-atik Sejarah, Klaim Hong Kong Tak Pernah Dijajah Inggris

Jadi invasi Rusia ke Ukraina menaikkan harga biji-bijian saat negara-negara di seluruh dunia memperebutkannya.

Produk yang menggunakan biji-bijian secara langsung, seperti roti, dan produk yang terbuat dari hewan yang diberi makan biji-bijian, seperti ayam, akan naik dengan cepat harganya di musim panas atau musim gugur, kata IGD.

Ayam tumbuh dengan cepat, sehingga hanya butuh waktu berminggu-minggu agar kenaikan harga pakan ternak bisa dirasakan oleh konsumen.

Tekanan pada biaya bahan bakar dan energi juga akan mendorong harga pangan lebih tinggi, karena banyak pertanian sangat intensif energi, katanya.

Harga pupuk juga naik hampir tiga kali lipat sejak tahun lalu.

Baca juga: Buku Pelajaran Terbaru Hong Kong Utak-atik Sejarah, Klaim Hong Kong Tak Pernah Dijajah Inggris

Banyak foil dan pulp kayu biasanya berasal dari Rusia, dan perang telah menaikkan harga kemasan bahan-bahan tersebut.

Kemasan plastik yang berbahan dasar minyak juga lebih mahal.

Inggris juga menghadapi masalah khusus.
Dua pertiga dari orang-orang dalam skema Pekerja Pertanian Musiman berasal dari Ukraina tahun lalu.

Tetapi tahun ini, pria Ukraina berusia antara 18 dan 60 tahun telah diperintahkan untuk tinggal di rumah dan berjuang.

Kesenjangan ini pun sedang ditutup oleh pekerja dari tempat yang lebih jauh, tetapi pekerja baru membutuhkan pelatihan, dan biaya tersebut akan menambah kenaikan harga, kata IGD.

Baca juga: Polisi Temukan Jasad dalam Pencarian Jurnalis Inggris di Amazon Setelah Tersangka Mengakui Kejahatan

Inggris memang mendapat sekitar 40 persen makanannya dari luar negeri, sehingga terkena kenaikan harga pangan global.

Dan sejak Brexit, produsen Uni Eropa cenderung tidak memprioritaskan pelanggan Inggris, katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com