KYIV, KOMPAS.com - Serangan Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-113 pada Kamis (16/6/2022).
Ini terhitung sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi Rusia ke Ukraina yang disebutnya sebagai operasi militer khusus pada 24 Februari.
Pada perang Rusia-Ukraina hari kemarin, masih ada beberapa hal baru yang terjadi "mewarnai" perselisihan kedua negara.
Salah satunya, beberapa pemimpin negara Eropa untuk kali pertama mengunjungi Ukraina setelah invasi Rusia dan memberikan dukungan keanggotaan UE.
Ada juga laporan terbaru terkait Rusia yang langsung menanggapi kunjungan sejumlah pemimpin Eropa tersebut ke Ukaina.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-113 yang kiranya penting disimak:
Dilansir dari AFP, pemimpin Perancis, Jerman, Italia, Rumania mendukung Ukraina menerima status kandidat resmi "segera" untuk bergabung dengan Uni Eropa pada kunjungan pertama mereka ke Kyiv sejak invasi.
Mereka juga bersumpah untuk membantu mengalahkan Rusia dan membangun kembali kota-kota Ukraina yang hancur.
"Kami berempat mendukung status kandidat langsung untuk aksesi," kata Presiden Perancis Emmanuel Macron pada konferensi pers bersama dengan rekan-rekan Uni Eropa-nya, pada Kamis.
Dia mengatakan Ukraina harus "melawan dan memenangkan" perang dan mengumumkan bahwa Perancis akan menyumbangkan enam sistem artileri jarak jauh tambahan.
Macron sebelumnya telah dikritik di Ukraina dan di antara beberapa sekutunya karena mengatakan bahwa Rusia tidak boleh "dipermalukan" jika dikalahkan.
Dalam kunjungannya ke Irpin di pinggiran kota Kyiv yang dilanda perang dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, dan Presiden Rumania Klaus Iohannis, memuji "kepahlawanan" orang Ukraina.
Kremlin memperingatkan para pemimpin Perancis, Jerman, dan Italia bahwa mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina sama sekali tidak berguna dan akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut ke negara itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia berharap ketiga pemimpin itu akan mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk "benar-benar melihat keadaan".
Gubernur wilayah Luhansk timur, Sergiy Gaiday, mengatakan sekitar 10.000 warga sipil, dari 100.000 penduduk sebelum perang, masih terjebak di Kota Severodonetsk, tempat pertempuran sengit berkecamuk selama berminggu-minggu.