Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Dapat Ancaman Teror dari Separatis Pakistan Usai Bom Tewaskan 3 Warganya

Kompas.com - 28/04/2022, 09:14 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Kelompok separatis Pakistan pada Rabu (27/4/2022) memperingatkan serangan yang lebih keras terhadap China, sehari setelah bom bunuh diri di kampus Pakistan membunuh tiga guru China pada Selasa (26/4/2022).

Tentara Pembebasan Baloch mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tiga guru China, dan seorang sopir Pakistan, di dekat gerbang Institut Konfusius di Universitas Karachi.

Seorang pembom wanita meledakkan bahan peledak di sebelah minibus mereka.

Baca juga: Dewan Keamanan Pakistan: Tak Ada Konspirasi AS Menjatuhkan Imran Khan

“Ratusan anggota Brigade Majeed Tentara Pembebasan Baloch, pria dan wanita yang sangat terlatih siap melakukan serangan mematikan di bagian mana pun di Balochistan dan Pakistan,” kata juru bicara kelompok itu, Jeeyand Baloch, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (27/4/2022).

Juru bicara itu mengancam Beijing dengan serangan "bahkan lebih keras", kecuali China menghentikan "proyek eksploitasi" dan "menduduki negara Pakistan".

Warga negara China dan kepentingan bisnis dan investasi secara teratur menjadi sasaran separatis di Balochistan, di mana Beijing terlibat dalam proyek pertambangan dan energi yang menguntungkan.

Pejuang separatis Baloch telah berjuang untuk bagian yang lebih besar dari sumber daya alam provinsi mereka selama beberapa dekade, sebagian besar memfokuskan serangan pada proyek-proyek gas alam, infrastruktur dan pasukan keamanan.

Dalam beberapa tahun terakhir kelompok tersebut mulai menyerang proyek dan pekerja China.

Baca juga: Pakistan Diambang Kerusuhan Sipil Setelah Penggulingan Imran Khan, Apa yang Terjadi?

Seorang pejabat keamanan di universitas mengatakan dia sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan tentang keselamatan 15 staf China di kampus.

"Laporan muncul pada Februari bahwa serangan mungkin dilakukan di kampus," kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya itu kepada kantor berita AFP.

Pelaku bom bunuh diri itu diidentifikasi sebagai Shaari Baloch (30 tahun), seorang ibu dari seorang gadis delapan tahun dan anak laki-laki berusia empat tahun, kata kelompok Baloch.

Kelompok pemberontak itu menambahkan bahwa dia adalah seorang guru sains yang belajar untuk gelar master di Universitas.

Serangan bunuh diri oleh wanita sangat jarang terjadi di Pakistan, dilaporkan hanya empat kali dalam beberapa tahun terakhir.

Kementerian Luar Negeri China mengutuk keras serangan terhadap warga negaranya, dan menuntut Pakistan menghukum para pelaku dan mencegah insiden seperti itu terjadi lagi.

Baca juga: China Deteksi Kasus Pertama Flu Burung H3N8 pada Manusia

Proyek “Belt and Road” China

Balochistan dan pelabuhan laut dalam di Gwadar adalah penghubung utama dalam jaringan proyek infrastruktur dan energi "Belt and Road Initiative" China yang membentang ke Timur Tengah dan sekitarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com