Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Diambang Kerusuhan Sipil Setelah Penggulingan Imran Khan, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 19/04/2022, 17:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Penggulingan Imran Khan dari puncak kekuasaan Pakistan kini dikhawatirkan akan mendorong negara itu ke dalam kekacauan politik yang lebih besar.

Banyak yang khawatir bahwa polarisasi mendalam yang dikembangkan oleh Khan menimbulkan ketidakstabilan bagi Pakistan.

Sementara perdana menteri baru, yang lebih dikenal karena keahliannya sebagai administrator daripada pemimpin karismatik, mungkin tidak dapat mengatasinya.

Baca juga: Terlalu Miskin, Pria Pakistan Tinggal di Rumah Pohon Selama 8 Tahun

Konspirasi barat

Dalam beberapa hari terakhir, seruan menghasut Khan, yang kembali ke jalur kampanye dengan penuh semangat, telah menempatkan label “ghaddari” – pengkhianat – bagi siapa pun yang menentangnya.

Label itu dia berikan baik untuk partai politiknya, media, aktivis, intelektual dan peradilan, yang menurutnya ternoda dan menjadi bagian dari "konspirasi asing" untuk menggulingkannya.

Berbicara di depan banyak orang pada Rabu (13/4/2022), Khan mengatakan bahwa saat yang menentukan telah tiba, dan bangsa itu harus memilih apakah menginginkan “perbudakan atau kebebasan” dari AS.

Khan menuduh para pemimpin oposisi sebagai "pemerintah impor" yang merupakan "budak AS", dan mengatakan dia dan para pendukungnya akan turun ke jalan sampai pemilihan umum baru diumumkan.

Baca juga: Korban Serangan Udara Pakistan ke Afghanistan Bertambah, 47 Orang Tewas

Polarisasi ekstrem

“Khan telah mempolarisasi Pakistan ke tingkat yang ekstrem,” kata Pervez Hoodbhoy, seorang analis yang telah banyak menulis tentang Khan dan menyebut mantan perdana menteri itu "seorang populis sejati".

"Hari-hari mendatang akan kacau karena nafsunya yang tak terpuaskan akan kekuasaan membuatnya benar-benar berbahaya bagi negara ini," tambahnya sebagaimana dilansir Guardian pada Senin (18/4/2022).

Di jalan-jalan kota dan kota kecil di seluruh Pakistan, narasi bahwa Khan adalah korban konspirasi barat sangat kuat dan meresap. Ribuan orang terus memprotes untuk mendukungnya.

Muhammad Banaras, 35 tahun, seorang penduduk di Islamabad, mengatakan Khan adalah perdana menteri pertama yang "memikirkan orang miskin dan menantang orang yang korup".

“Khan telah berbicara tentang Islam, hak-hak warga Kashmir dan melawan korupsi. Barat dan AS menentangnya, mereka tidak ingin Pakistan menjadi negara besar. Kita harus mendukung Khan dalam pertarungan ini,” kata Banaras.

Baca juga: Pasukan Pakistan Dilaporkan Tembakkan Roket, Tewaskan 6 Warga Afghanistan

Khan membangkitkan sentimen anti-Barat populer yang telah ia mainkan selama empat tahun terakhir di pemerintahan.

Kini, dia terus mendorong narasi bahwa mosi tidak percaya yang menggulingkannya adalah "konspirasi asing" oleh barat, mengutip korespondensi diplomatik dengan AS untuk membuktikannya.

AS dengan keras membantahnya dan tidak ada bukti definitif konspirasi yang ditunjukkan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang digulingkan dari jabatannya pada 10 April 2022.Wikipedia Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang digulingkan dari jabatannya pada 10 April 2022.

Halaman:
Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com